Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.

Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengungkap Keagungan Tuhan: Mengenal Sifat-sifat Tuhan Melalui Akal & Wahyu

17 Desember 2024   13:15 Diperbarui: 1 Desember 2024   01:43 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesempurnaan ibadah dan berdoa kepada Allah. (Sumber: Flickr)

Abduh mengkritik pendekatan yang terlalu literal terhadap sifat-sifat Tuhan, yang sering kali dilakukan oleh beberapa kelompok ekstrem di dalam Islam, seperti Salafi-Wahhabisme. Dia menekankan bahwa pemahaman yang benar tentang sifat Tuhan harus didasarkan pada prinsip tauhid yang murni, yaitu bahwa Tuhan itu Esa dan tidak ada yang serupa dengan-Nya. Begitu juga, Abduh menentang juga kelompok-kelompok ekstrem yang menafsirkan sifat-sifat Tuhan dengan cara yang merendahkan kebesaran-Nya, seperti menyamakan Tuhan dengan makhluk atau membatasi kekuasaan-Nya hanya pada hal-hal tertentu.

Dalam memahami ayat-ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang sifat-sifat Tuhan, Abduh menyarankan penggunaan pendekatan metaforis-analogis atau penafsiran yang simbolis. Penafsiran dengan men-takwil dapat membantu umat Islam untuk memahami makna yang lebih dalam, tanpa terjebak pada pemahaman harfiah (literal) yang sempit.

Misalnya, ketika Al-Qur'an berbicara tentang "tangan" Tuhan, ini bisa diartikan sebagai kekuasaan atau kemampuan Tuhan yang tak terbatas. "Wajah" Tuhan dapat diartikan sebagai kehadiran atau perhatian-Nya yang abadi terhadap ciptaan-Nya, sebagaimana telah diterangkan sebelumnya.

Abduh percaya bahwa pemahaman yang rasional dan benar tentang sifat-sifat Tuhan akan mempengaruhi cara umat Islam menjalani kehidupan mereka. Keyakinan akan keadilan dan kebijaksanaan Tuhan, misalnya, akan mendorong umat untuk berlaku adil dan bijaksana dalam kehidupan sehari-hari dengan bersandarkan pada kekuasaan mutlak Tuhan dan sifatnya yang transenden sekaligus imanen.

Selain itu, pemahaman yang benar tentang kehendak bebas manusia dan takdir Tuhan akan mendorong umat Islam untuk berusaha sebaik mungkin, sambil tetap ber-tawakkal kepada Tuhan atas hasil yang akan mereka terima. Ini dapat menyeimbangkan antara usaha yang dapat dilakukan oleh manusia dan kepercayaan kepada kehendak Tuhan yang akan menentukan keberhasilan usaha tersebut.

Referensi

Abduh, Muhammad. The Theology of Unity (Rislat Al-Tawd). Diterjemahkan oleh Ishaq Musa'ad dan Kenneth Cragg. London: George Allen & Unwin LTD, 1966.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun