Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Relawan - Fresh Graduate Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Nabi Yesus (Isa Al-Masih) dan Rasulullah Muhammad: Rantai Kenabian yang Membawa Kebenaran Ilahi

8 Januari 2025   13:15 Diperbarui: 28 November 2024   07:26 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matius 26:39, berbunyi "Maka ia (Nabi Yesus) maju sedikit, lalu sujud dan berdoa..." (Sumber: iStock)

1. Penghormatan Islam terhadap Nabi Yesus (Isa Al-Masih)

Penghormatan terhadap Nabi Yesus di dalam agama Islam sebagai rasul Allah tidak hanya terletak pada pengakuan terhadap kenabiannya, tetapi juga pada penghargaan Islam terhadap ajaran dan mukjizat dari Allah Swt. yang dibawanya. Al-Qur'an menggambarkan Nabi Yesus sebagai utusan Allah yang memiliki keteguhan dan komitmen dalam menyampaikan pesan Allah, meskipun menghadapi berbagai tantangan dari kaumnya.

Pesan yang dibawa oleh Nabi Yesus adalah pesan tentang keesaan Allah Swt. dan pentingnya menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Allah dan menghindari segala larangan-Nya. Dalam hal ini, umat Muslim diajarkan untuk menghormati Nabi Yesus dan mengikuti teladannya untuk selalu mengabdi kepada Allah Swt. yang Maha Esa.

2. Kisah Nabi Yesus (Isa Al-Masih) dalam Al-Qur'an

Kisah Yesus adalah salah satu kisah kenabian yang paling dikenal dalam Al-Qur'an. Surat ketiga dalam Al-Qur'an, Ali 'Imran atau "Keluarga Imran," dalam beberapa ayatnya membahas tentang Nabi Yesus. Surat ini berbicara tentang Maryam yang dipilih oleh Allah Swt., perawatan Zakaria terhadapnya, pertemuan Maryam dengan malaikat, kelahiran Nabi Yesus, mukjizat-mukjizat Nabi Yesus yang dilakukan dengan izin Allah, dukungan para pengikut Yesus, serta "kematian" dan kenaikan Nabi Yesus ke langit atas izin dan pertolongan Allah Swt. (QS Ali 'Imran: 42-64).

Nabi Yesus disebut berulang kali dalam berbagai surat dalam Al-Qur'an. Al-Qur'an secara eksplisit jelas menghubungkan Nabi Yesus dengan pesan Islam dan ke-tauhid-an. Oleh karena itu, mereka yang menentang Nabi Yesus juga menentang Al-Qur'an dalam konteks aqidah atau kepercayaan.

Mukjizat Nabi Yesus, seperti menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan orang mati, adalah bukti dari kekuasaan Allah yang diberikan kepadanya. Mukjizat ini bukan untuk menunjukkan kehebatannya sebagai manusia, tetapi untuk membuktikan bahwa ia diutus oleh Allah dan segala sesuatu terjadi dengan izin-Nya.

Dalam Al-Qur'an, Nabi Yesus digambarkan sebagai manusia yang penuh kasih dan memiliki perhatian besar terhadap umatnya. Dukungan dari para pengikut Nabi Yesus menunjukkan bahwa pesan yang dibawanya diterima oleh orang-orang yang tulus dan siap mengikuti jalan Allah Swt. Kisah-kisah tentang Nabi Yesus dalam Al-Qur'an menunjukkan bahwa ia adalah bagian penting dari rantai kenabian yang membawa umat manusia menuju keesaan Tuhan.

3. Keterkaitan dengan Pesan Rasulullah Muhammad

Dalam salah satu suratnya yang terpanjang, Al-Qur'an menegaskan adanya kesinambungan antara risalah dari Nabi Muhammad dengan risalah dari Nabi Yesus dan para nabi sebelumnya. Al-Qur'an menegaskan bahwa apa yang diwahyukan kepada semua Nabi Islam bukanlah sesuatu yang belum pernah disampaikan sebelumnya, melainkan bahwa Dia (Allah Swt.) yang memberikan wahyu Al-Qur'an kepada Muhammad adalah Tuhan yang sama, yang mengirimkan risalah ilahi kepada para nabi sebelumnya baik dari Bani Ishaq maupun Bani Ismail.

Nabi Yesus disebut sebagai pendahulu sebelum kedatangan Nabi Islam Muhammad . Untuk menunjukkan universalitas pesan Islam, Al-Qur'an menyentuh sejarah wahyu ilahi yang mencakup para rasul, seperti Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Yaqub, Nabi Yesus, Nabi Ayub, Nabi Yunus, Nabi Harun, Nabi Sulaiman, dan Nabi Daud (QS An-Nis': 163), yang berbunyi:

"Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya. Kami telah mewahyukan pula kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan keturunan(-nya), Isa, Ayub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Kami telah memberikan (Kitab) Zabur kepada Daud." (QS An-Nis': 163)

Hubungan antara Nabi Yesus dan Rasulullah Muhammad menunjukkan bahwa pesan mereka sama-sama berasal dari sumber yang satu, yaitu Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa. Nabi Yesus datang untuk memperkuat ajaran tauhid yang sudah ada sebelumnya, sementara Rasulullah Muhammad datang untuk menyempurnakan ajaran tersebut.

Al-Qur'an mengajarkan bahwa semua nabi adalah bagian dari misi yang sama, yaitu membawa umat manusia kepada keesaan Allah Swt. dan memberikan petunjuk agar mereka menjalani kehidupan yang benar. Perbedaannya hanya terletak pada ruang lingkup penugasan, di mana Nabi Yesus ditugaskan hanya kepada Bani Israil (Yahudi), sedangkan Nabi Muhammad ditugaskan untuk seluruh umat manusia. Dengan demikian, Nabi Yesus dan Nabi Muhammad adalah bagian dari rantai kenabian yang saling melengkapi dan memiliki tujuan yang sama dalam menyampaikan pesan kebenaran ilahi.

Karena Nabi Yesus (Isa bin Maryam) turun kembali, maka beliau tetap sebagai nabi dan sekaligus sebagai umatnya Rasulullah Muhammad . Menegaskan bahwa Nabi Yesus benar-benar akan turun kembali, Rasulullah Muhammad sendirilah yang menyatakannya dalam beberapa riwayat hadis, di mana Rasulullah Muhammad menerangkan bahwa Nabi Yesus (Isa bin Maryam) akan tinggal di bumi selama empat puluh tahun (riwayat lain, 24 tahun) dan ketika meninggal, beliau akan dishalatkan oleh kaum Muslimin.

Jawaban dari pertanyaan mengapa dikatakan bahwa Rasulullah Muhammad adalah penutup para nabi, padahal umat Islam sudah tahu bahwa Nabi Yesus (Isa bin Maryam) akan turun di akhir zaman, yang sering menjadi "senjata bagi misionaris" telah dijawab oleh Syekh Thahir bin Shaleh Al-Jazairi, sebagaimana dikutip dari NU Online.  Jawaban ini menegaskan bahwasanya Nabi Yesus (Isa bin Maryam) tidak akan mengganti atau mengubah syari'at Nabi Muhammad , sedangkan Nabi Yesus hanya menjadi umat Nabi Muhammad dan mengikuti syari'at Nabi Muhammad . Kira-kira, seperti ini jawabannya:

"Sesungguhnya Isa bin Maryam akan turun di akhir zaman dan akan berhukum dengan syariat Nabi Muhammad , dan bukan dengan dengan syariat beliau sendiri (Isa), karena sesungguhnya syariat beliau (Isa) telah terhapus ditelan oleh waktu, karena telah lampau waktu untuk mengamalkannya sesuai dengan ketentuan hikmah kebijaksanaan Allah. Maka beliau (Isa) menjadi Khalifah (pengganti) Nabi kita Muhammad dan sebagai pengganti dalam meneruskan syariat Nabi Muhammad bagi umat manusia ini. Dan yang demikian itu adalah di antara yang memperkuat kedudukan Nabi kita Muhammad sebagai penutup para Nabi."

4. Pentingnya Risalah Nabi Yesus (Isa Al-Masih)

Surat berikutnya menekankan pentingnya risalah Nabi Yesus dan eratnya hubungan Nabi Yesus dengan pesan-pesan sebelumnya, yaitu Taurat. Dalam hal ini, Nabi Yesus tidak menolak pesan ilahi yang datang sebelum dirinya. Sebaliknya, Nabi Yesus menegaskan penerimaan da pelanjutan risalah Taurat.

Yesus datang setelah semua nabi lainnya ("Kami mengutus Yesus setelah mereka" (QS Al-M'idah: 46), tetapi yang paling dekat dengannya di antara semua nabi adalah Nabi Besar Muhammad .

"Kami meneruskan jejak mereka (para nabi Bani Israil) dengan (mengutus) Isa putra Maryam yang membenarkan apa (kitab suci) yang sebelumnya, yaitu Taurat. Kami menurunkan Injil kepadanya (yang) di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya; yang membenarkan kitab suci yang sebelumnya, yaitu Taurat; dan menjadi petunjuk serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS Al-M'idah: 46)

Dalam skenario eskatologi Islam pun, Nabi Yesus dan figur mesianis Islam yang berasal dari keturunan Nabi Muhammad ---Imam Al-Mahdi---akan bersama-sama melawan Al-Masih Ad-Dajjal atau nabi palsu yang dikenal sebagai Antikristus. Keduanya akan berbagi kemenangan akhir atas Antikristus.

Pentingnya risalah Yesus terletak pada keterkaitan substansinya dengan pesan-pesan sebelumnya dan kontribusinya dalam menyempurnakan ajaran Allah Swt. Nabi Yesus tidak hanya membawa pesan yang menguatkan ajaran Taurat, tetapi juga memberikan teladan kehidupan yang penuh dengan kasih dan ketundukan kepada Allah Swt.

Dalam eskatologi Islam, peran Nabi Yesus bersama dengan figur mesianis (Imam Al-Mahdi) menunjukkan bahwa misi kenabiannya belum selesai---karena banyak yang menuhankannya---dan akan terus berlanjut hingga akhir zaman. Kehadirannya dalam skenario akhir zaman adalah bukti bahwa pesan kebenaran yang dibawanya tetap relevan dan memiliki peran penting dalam kemenangan akhir dari kebenaran Islam atas segala kesesatan dan kejahatan.

Referensi

Maarif, Syamsul Dwi. "Perbedaan Nabi dan Rasul Beserta Tugas dan Sifatnya." Tirto.id, 9 Februari 2023. https://tirto.id/perbedaan-nabi-dan-rasul-beserta-tugas-dan-sifatnya-gB3G.

Saritoprak, Zeki. Islam's Jesus. Gainesville: University Press of Florida, 2020. https://books.google.co.id/books?id=NYLSEAAAQBAJ.

Suharto, Yusuf. "Nabi Muhammad sebagai Nabi Terakhir dan Posisi Nabi Isa di Akhir Zaman." NU Online, 28 Februari 2020. https://islam.nu.or.id/ilmu-tauhid/nabi-muhammad-sebagai-nabi-terakhir-dan-posisi-nabi-isa-di-akhir-zaman-Hwvar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun