Al-Qur'an mengajarkan bahwa semua nabi adalah bagian dari misi yang sama, yaitu membawa umat manusia kepada keesaan Allah Swt. dan memberikan petunjuk agar mereka menjalani kehidupan yang benar. Perbedaannya hanya terletak pada ruang lingkup penugasan, di mana Nabi Yesus ditugaskan hanya kepada Bani Israil (Yahudi), sedangkan Nabi Muhammad ditugaskan untuk seluruh umat manusia. Dengan demikian, Nabi Yesus dan Nabi Muhammad adalah bagian dari rantai kenabian yang saling melengkapi dan memiliki tujuan yang sama dalam menyampaikan pesan kebenaran ilahi.
Karena Nabi Yesus (Isa bin Maryam) turun kembali, maka beliau tetap sebagai nabi dan sekaligus sebagai umatnya Rasulullah Muhammad . Menegaskan bahwa Nabi Yesus benar-benar akan turun kembali, Rasulullah Muhammad sendirilah yang menyatakannya dalam beberapa riwayat hadis, di mana Rasulullah Muhammad menerangkan bahwa Nabi Yesus (Isa bin Maryam) akan tinggal di bumi selama empat puluh tahun (riwayat lain, 24 tahun) dan ketika meninggal, beliau akan dishalatkan oleh kaum Muslimin.
Jawaban dari pertanyaan mengapa dikatakan bahwa Rasulullah Muhammad adalah penutup para nabi, padahal umat Islam sudah tahu bahwa Nabi Yesus (Isa bin Maryam) akan turun di akhir zaman, yang sering menjadi "senjata bagi misionaris" telah dijawab oleh Syekh Thahir bin Shaleh Al-Jazairi, sebagaimana dikutip dari NU Online. Jawaban ini menegaskan bahwasanya Nabi Yesus (Isa bin Maryam) tidak akan mengganti atau mengubah syari'at Nabi Muhammad , sedangkan Nabi Yesus hanya menjadi umat Nabi Muhammad dan mengikuti syari'at Nabi Muhammad . Kira-kira, seperti ini jawabannya:
"Sesungguhnya Isa bin Maryam akan turun di akhir zaman dan akan berhukum dengan syariat Nabi Muhammad , dan bukan dengan dengan syariat beliau sendiri (Isa), karena sesungguhnya syariat beliau (Isa) telah terhapus ditelan oleh waktu, karena telah lampau waktu untuk mengamalkannya sesuai dengan ketentuan hikmah kebijaksanaan Allah. Maka beliau (Isa) menjadi Khalifah (pengganti) Nabi kita Muhammad dan sebagai pengganti dalam meneruskan syariat Nabi Muhammad bagi umat manusia ini. Dan yang demikian itu adalah di antara yang memperkuat kedudukan Nabi kita Muhammad sebagai penutup para Nabi."
4. Pentingnya Risalah Nabi Yesus (Isa Al-Masih)
Surat berikutnya menekankan pentingnya risalah Nabi Yesus dan eratnya hubungan Nabi Yesus dengan pesan-pesan sebelumnya, yaitu Taurat. Dalam hal ini, Nabi Yesus tidak menolak pesan ilahi yang datang sebelum dirinya. Sebaliknya, Nabi Yesus menegaskan penerimaan da pelanjutan risalah Taurat.
Yesus datang setelah semua nabi lainnya ("Kami mengutus Yesus setelah mereka" (QS Al-M'idah: 46), tetapi yang paling dekat dengannya di antara semua nabi adalah Nabi Besar Muhammad .
"Kami meneruskan jejak mereka (para nabi Bani Israil) dengan (mengutus) Isa putra Maryam yang membenarkan apa (kitab suci) yang sebelumnya, yaitu Taurat. Kami menurunkan Injil kepadanya (yang) di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya; yang membenarkan kitab suci yang sebelumnya, yaitu Taurat; dan menjadi petunjuk serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS Al-M'idah: 46)
Dalam skenario eskatologi Islam pun, Nabi Yesus dan figur mesianis Islam yang berasal dari keturunan Nabi Muhammad ---Imam Al-Mahdi---akan bersama-sama melawan Al-Masih Ad-Dajjal atau nabi palsu yang dikenal sebagai Antikristus. Keduanya akan berbagi kemenangan akhir atas Antikristus.
Pentingnya risalah Yesus terletak pada keterkaitan substansinya dengan pesan-pesan sebelumnya dan kontribusinya dalam menyempurnakan ajaran Allah Swt. Nabi Yesus tidak hanya membawa pesan yang menguatkan ajaran Taurat, tetapi juga memberikan teladan kehidupan yang penuh dengan kasih dan ketundukan kepada Allah Swt.
Dalam eskatologi Islam, peran Nabi Yesus bersama dengan figur mesianis (Imam Al-Mahdi) menunjukkan bahwa misi kenabiannya belum selesai---karena banyak yang menuhankannya---dan akan terus berlanjut hingga akhir zaman. Kehadirannya dalam skenario akhir zaman adalah bukti bahwa pesan kebenaran yang dibawanya tetap relevan dan memiliki peran penting dalam kemenangan akhir dari kebenaran Islam atas segala kesesatan dan kejahatan.
Referensi
Maarif, Syamsul Dwi. "Perbedaan Nabi dan Rasul Beserta Tugas dan Sifatnya." Tirto.id, 9 Februari 2023. https://tirto.id/perbedaan-nabi-dan-rasul-beserta-tugas-dan-sifatnya-gB3G.