Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.

Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengetahui Kedudukan Nabi Yesus (Isa Al-Masih) dalam Islam: Rasul Ulul Azmi yang Mulia

9 Desember 2024   13:15 Diperbarui: 9 Desember 2024   13:33 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Mukadimah

Salah satu aspek paling signifikan dari Al-Qur'an adalah inklusivitas pesannya yang mendalam dan sepenuhnya mengandung kebenaran. Al-Qur'an tidak membatasi kisah keselamatan umat manusia hanya pada awalnya kemunculan dan berkembangnya agama Islam, tetapi membawa kisahnya kembali ke awal mula umat manusia, yakni sejak zaman Nabi Adam, yang merupakan manusia dan nabi pertama dalam Islam.

Rantai kenabian dalam Islam sendiri berisi pesan yang sama, yaitu ber-tauhid dan berbuat kebajikan. Nabi yang dikenal dalam Islam dimulai dari Nabi Adam, lalu melalui banyak nabi-nabi dari Bani Israil, Bani Ishaq, dan berakhir ke nabi paling spesial, yaitu Nabi Paling Agung yang berasal dari Bani Ismail, Rasulullah Muhammad . Nabi Muhammad di sini adalah yang pembawa risalah paling akhir dan pesannya berlaku sampai Hari Kiamat, yang pesan dan kitabnya menegaskan kebenaran mutlak semua pesan kenabian dan menyempurnakannya.

Salah satu mata rantai terpenting dalam rangkaian kenabian ini adalah Nabi Yesus (Isa Al-Masih), yaitu seorang nabi yang dikenal dengan keteguhan luar biasa dan menjadi salah satu dari nabi paling penting dalam Islam. Inklusivitas ini menunjukkan bahwasanya Islam sangat menghargai seluruh rangkaian kenabian sejak awal umat manusia diciptakan dan melihat keselamatan sebagai proses berkelanjutan yang melibatkan banyak utusan Allah Swt.

Yesus dalam Islam memiliki peran penting sebagai salah satu nabi besar yang merupakan bagian dari rantai panjang kenabian. Ia dipandang sebagai utusan Allah (Rasulullah) yang membawa pesan penting untuk umat manusia.

Melalui kisah Yesus, Al-Qur'an menyampaikan bahwa setiap nabi memiliki peran spesifik dalam menyampaikan pesan ilahi, yang pada akhirnya mencapai kesempurnaan pesannya dengan kedatangan Nabi Muhammad . Sebagai risalah terakhir dan pelengkap semua risalah yang pernah disampaikan, Al-Qur'an mengajarkan bahwa semua nabi, termasuk Nabi Yesus, adalah bagian dari misi untuk membawa manusia menuju keesaan Allah Swt (tauhid).

B. Makna Rasul dalam Islam

1. Definisi Rasul dan Nabi

Literatur teologi Islam menggunakan beberapa istilah untuk menyebut manusia yang ditunjuk langsung oleh Allah Swt. untuk menyampaikan risalah-risalah-Nya dengan sebutan ar-rasul atau rasul. Secara linguistik, istilah rasul dalam bahasa Arab mengandung makna seseorang yang diperintahkan oleh Allah Swt., Sang Pengirim Risalah, melalui Malaikat Jibril a.s., untuk menyampaikan pesan-Nya atau menerima pesan atas nama Pengirim.  

Secara teologis, ar-rasul adalah seorang manusia yang diutus langsung oleh Allah Swt. untuk menyampaikan hukum-hukum ilahi kepada umat manusia. Rasul diutus dengan misi tertentu dan daerah penugasan, yang telah ditentukan dengan tujuan untuk menyebarkan kebenaran dan memberikan petunjuk yang jelas bagi umat manusia agar mereka dapat mengikuti jalan yang benar.

Selain itu, ada juga istilah lain yang digunakan oleh Islam, yakni nabi Allah atau an-nabi. Istilah nabi dalam bahasa Arab ini mengacu pada seseorang yang menerima wahyu melalui Malaikat Jibril a.s. Nabi dalam hal ini menerima seseorang yang mendapatkan inspirasi langsung di hati atau melalui mimpi saat sedang tertidur.

Dalam terminologi teologis di Islam, seorang rasul memiliki kedudukan lebih tinggi daripada seorang nabi, karena rasul menerima wahyu khusus dari Allah Swt. melalui Malaikat Jibril a.s. Dengan kata lain, setiap rasul juga merupakan nabi, tetapi tidak semua nabi adalah rasul.

Rasul memiliki misi yang lebih besar dan sering kali dijadikan sebagai kitab suci untuk disampaikan kepada umat manusia, sedangkan nabi lebih berfokus pada mengingatkan umat agar tetap berpegang pada ajaran yang sudah ada.

2. Yesus sebagai Rasul dan Nabi

Dalam Islam, Yesus adalah seorang nabi yang secara bersamaan juga menjadi rasul. Dikatakan bahwa sebelum munculnya Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad , telah ada 124.000 nabi yang di antaranya hanya 313 yang merupakan rasul. Dari rasul-rasul ini, terdapat lima ulul 'azmi, yaitu mereka yang pemilik keteguhan. Ulul 'Azmi ini memiliki kedudukan paling tinggi di antara semua nabi dan manusia.

Kelima rasul tersebut secara kronologis dan derajat keistimewaannya dimulai dari Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Yesus (Isa Al-Masih), dan Nabi Besar Muhammad . Oleh karena itu, Yesus memiliki kedudukan yang sangat diagungkan bagi umat Muslim, bukan hanya karena ia adalah nabi yang diakui oleh semua umat Muslim, melainkan juga karena ia adalah yang paling dekat dalam rantai kenabian dengan Nabi Besar Muhammad , baik secara kronologis temporal maupun karena Nabi Yesus (Isa)-lah yang membawakan nubuatan dan kabar baik akan datangnya Sang Insan Kamil, Nabi Besar Muhammad .

Nabi Yesus membawa pesan ketuhanan yang memperkuat ajaran-ajaran sebelumnya dan mengajak umat manusia untuk beriman kepada Allah Swt. (Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa). Kedudukannya yang tinggi sebagai salah satu Ulul 'Azmi menunjukkan betapa pentingnya peran Nabi Yesus dalam menyampaikan ajaran Allah Swt. dan menjadi teladan dalam keteguhan iman yang ber-tauhid.

C. Nabi Yesus (Isa Al-Masih) dan Bunda Maria (Siti Maryam) dalam Al-Qur'an

Baik Yesus maupun Maryam adalah tokoh penting dalam Al-Qur'an. Beberapa teolog Muslim bahkan berdebat apakah Maryam termasuk salah satu nabi perempuan pertama atau tidak. Hal ini disebabkan pada fakta bahwa Bunda Maria (Siti Maryam) juga menerima wahyu dari Allah ketika Malaikat Jibril a.s. atau Ruh Allah/Ruh Suci (malaikat Jibril) memberinya kabar baik tentang kehamilan Nabi Yesus dari rahim perawan yang suci. (QS Ali 'Imran: 42-48),

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an, yang artinya:

"(Ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, 'Wahai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas seluruh perempuan di semesta alam (pada masa itu).'" (QS Ali 'Imran: 42).

Selain itu, Al-Qur'an juga menyampaikan bahwasanya Maryam juga menerima wahyu langsung tentang kelahiran Nabi Yesus, yang menunjukkan kedekatan Maryam dengan tuhannya, Allah Swt.

Maryam dan Yesus pantas mendapatkan perhatian dan diskursus yang masif, karena mereka berdua dipilih secara khusus oleh Allah untuk menjalankan peran penting dalam sejarah keselamatan manusia Bani Israil. Maryam, sebagai bunda Yesus, menunjukkan ketundukan dan keikhlasannya kepada Allah, sedangkan Nabi Yesus sendiri membawa pesan yang memperkuat ajaran tauhid. Beberapa teolog Muslim berpendapat bahwa status Maryam sebagai penerima wahyu menempatkannya pada kedudukan yang khusus, bahkan mungkin sebagai seorang nabi, karena pengalaman spiritual dan kedekatannya dengan Allah Swt.

Al-Qur'an juga menghormati Yesus sebagai utusan Allah (Rasulullah) yang harus diakui oleh umat Muslim. Al-Qur'an menegur dan mengkritik mereka yang menolak para utusan Allah dengan menyatakan,

"Alangkah besar penyesalan diri para hamba itu. Setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya." (QS Ysn: 30).

Ayat ini mencakup kisah bahwasanya telah banyak nabi yang datang untuk menyampaikan pesan Allah Swt. kepada umat mereka, tetapi diejek dan dihujat saat menyampaikan pesan tersebut, salah satunya adalah Nabi Yesus.

Al-Qur'an mengajarkan bahwa Yesus adalah seorang manusia pilihan yang diberi tugas khusus untuk menyampaikan pesan ilahi dengan daerah penugasan untuk Bani Israil saja. Mukjizat yang diberikan kepada Nabi Yesus adalah tanda kekuasaan Allah dan bukan penegasan ke-"ilahi"-annya seperti klaim Kristen, serta menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah pasti harus berdasarkan izin Allah Swt. Maryam, sebagai ibunda dari Yesus, adalah contoh ketaatan dan kesucian yang menjadi inspirasi bagi seluruh umat Muslim.

Referensi

Maarif, Syamsul Dwi. "Perbedaan Nabi dan Rasul Beserta Tugas dan Sifatnya." Tirto.id, 9 Februari 2023. https://tirto.id/perbedaan-nabi-dan-rasul-beserta-tugas-dan-sifatnya-gB3G.

Saritoprak, Zeki. Islam's Jesus. Gainesville: University Press of Florida, 2020. https://books.google.co.id/books?id=NYLSEAAAQBAJ.

Suharto, Yusuf. "Nabi Muhammad sebagai Nabi Terakhir dan Posisi Nabi Isa di Akhir Zaman." NU Online, 28 Februari 2020. https://islam.nu.or.id/ilmu-tauhid/nabi-muhammad-sebagai-nabi-terakhir-dan-posisi-nabi-isa-di-akhir-zaman-Hwvar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun