Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fresh Graduate Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Peran Ulama Syiah dalam Dinasti Safawi: Politik, Agama, dan Kekuasaan

25 Desember 2024   13:15 Diperbarui: 26 November 2024   02:07 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan dinding Paviliun Chehel Sotun di Isfahan, Iran, menggambarkan peperangan Persia pada masa Dinasti Safawi. (Sumber: Dave Bartruff via NPR)

Peran ulama Syiah terus berkembang hingga abad ke-20, ketika mereka kembali memainkan peran penting dalam politik Iran, terutama selama Revolusi Iran 1979. Konsep marja'iyyah dan otoritas ulama yang dikembangkan selama era Safawi menjadi dasar bagi peran politik ulama dalam mendirikan Republik Islam Iran.

  • Revolusi Iran 1979: Ulama Syiah, di bawah kepemimpinan Ayatollah Khomeini, memainkan peran utama dalam menggulingkan pemerintahan monarki Pahlavi dan mendirikan Republik Islam. Ini menunjukkan bagaimana peran politik ulama yang kuat dapat membawa perubahan besar dalam sistem politik suatu negara.
  • Pembentukan Republik Islam: Setelah revolusi, ulama Syiah menjadi penguasa politik dan spiritual di Iran. Sistem pemerintahan Republik Islam dibangun berdasarkan prinsip-prinsip marja'iyyah dan otoritas ulama yang dikembangkan selama berabad-abad, dengan Ayatollah Khomeini menjadi pemimpin tertinggi.

G. Kesimpulan

Peran ulama Syiah dalam sejarah Dinasti Safawi sangat signifikan, tidak hanya dalam membentuk identitas keagamaan Syiah di Iran tetapi juga dalam mempengaruhi kebijakan politik dan sosial negara. Mereka memainkan peran penting dalam struktur pemerintahan, pendidikan, dan hukum, yang memberikan mereka kekuasaan besar dalam masyarakat. Meskipun menghadapi tantangan dari kekuatan eksternal dan perubahan politik internal, ulama Syiah berhasil mempertahankan dan bahkan memperluas pengaruh mereka, yang pada akhirnya menjadi dasar bagi peran mereka dalam politik modern Iran.

Referensi

Brnner, Rainer. Islamic Ecumenism In The 20th Century: The Azhar And Shiism Between Rapprochement And Restraint. Social, economic, and political studies of the Middle East and Asia. Leiden: Brill, 2004. https://books.google.co.id/books?id=jH5PyxCkeUkC.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun