Peran ulama Syiah terus berkembang hingga abad ke-20, ketika mereka kembali memainkan peran penting dalam politik Iran, terutama selama Revolusi Iran 1979. Konsep marja'iyyah dan otoritas ulama yang dikembangkan selama era Safawi menjadi dasar bagi peran politik ulama dalam mendirikan Republik Islam Iran.
- Revolusi Iran 1979:Â Ulama Syiah, di bawah kepemimpinan Ayatollah Khomeini, memainkan peran utama dalam menggulingkan pemerintahan monarki Pahlavi dan mendirikan Republik Islam. Ini menunjukkan bagaimana peran politik ulama yang kuat dapat membawa perubahan besar dalam sistem politik suatu negara.
- Pembentukan Republik Islam: Setelah revolusi, ulama Syiah menjadi penguasa politik dan spiritual di Iran. Sistem pemerintahan Republik Islam dibangun berdasarkan prinsip-prinsip marja'iyyah dan otoritas ulama yang dikembangkan selama berabad-abad, dengan Ayatollah Khomeini menjadi pemimpin tertinggi.
G. Kesimpulan
Peran ulama Syiah dalam sejarah Dinasti Safawi sangat signifikan, tidak hanya dalam membentuk identitas keagamaan Syiah di Iran tetapi juga dalam mempengaruhi kebijakan politik dan sosial negara. Mereka memainkan peran penting dalam struktur pemerintahan, pendidikan, dan hukum, yang memberikan mereka kekuasaan besar dalam masyarakat. Meskipun menghadapi tantangan dari kekuatan eksternal dan perubahan politik internal, ulama Syiah berhasil mempertahankan dan bahkan memperluas pengaruh mereka, yang pada akhirnya menjadi dasar bagi peran mereka dalam politik modern Iran.
Referensi
Brnner, Rainer. Islamic Ecumenism In The 20th Century: The Azhar And Shiism Between Rapprochement And Restraint. Social, economic, and political studies of the Middle East and Asia. Leiden: Brill, 2004. https://books.google.co.id/books?id=jH5PyxCkeUkC.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H