Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.

Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekonomi Sebagai Senjata Revolusi: Visi Kemandirian Koperasi Menurut Tan Malaka (2)

26 November 2024   13:15 Diperbarui: 26 November 2024   13:18 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

D. Strategi Perang Ekonomi Belanda

Belanda menggunakan berbagai strategi untuk melemahkan ekonomi Republik:

1. Perang Uang

Belanda merusak nilai tukar ORI (Oeang Republik Indonesia) dengan membeli barang-barang dari Republik menggunakan ORI yang tidak memiliki nilai di daerah pendudukan Belanda. Mereka menjual kembali barang-barang tersebut ke Republik dengan harga tinggi, sehingga menciptakan inflasi dan melonjaknya harga kebutuhan pokok di wilayah Republik.

2. Colonne Kelima

Belanda menyusupkan agen-agen ke dalam struktur administrasi Republik untuk memperparah kekacauan ekonomi dan politik.

3. Memanfaatkan Kelonggaran Keamanan

Spionase ekonomi dilakukan melalui individu yang menyamar sebagai wartawan atau wakil serikat pekerja. Mereka memantau harga dan kondisi ekonomi di pedalaman untuk merancang strategi perang ekonomi yang lebih efektif.

E. Kritik Tan terhadap Kebijakan Ekonomi Republik

Tan Malaka mengkritik pendekatan ekonomi Republik yang terlalu longgar terhadap musuh dan kurang melibatkan Rakyat dalam perencanaan ekonomi:

  • Kelonggaran terhadap Spionase: Pemerintah Republik dianggap terlalu mudah mengizinkan orang asing, termasuk musuh, keluar-masuk wilayah strategis. Hal ini melemahkan pertahanan ekonomi dan militer.
  • Braintrust Tanpa Rakyat: Gagasan pembentukan "braintrust" atau kelompok ahli ekonomi tanpa melibatkan buruh dan tani dianggap tidak efektif. Tan Malaka menegaskan bahwa Rakyat harus menjadi bagian dari perencanaan dan implementasi ekonomi agar mereka merasa memiliki dan mendukung kebijakan tersebut.

F. Solusi dan Rekomendasi dari Tan Malaka: Ekonomi untuk Kaum Murba

Tan Malaka menawarkan pendekatan alternatif untuk memperbaiki perekonomian Rakyat Indonesia:

  • Pemberdayaan Buruh dan Tani: Buruh dan tani harus dilibatkan secara aktif dalam perencanaan produksi, distribusi, dan perdagangan. Hanya dengan cara ini, Rakyat akan merasa memiliki kebijakan ekonomi.
  • Penguasaan Ekonomi oleh Negara: Republik harus memiliki kendali atas setidaknya 60% produksi, distribusi, upah, ekspor, dan impor. Tanpa kendali ini, ekonomi hanya akan menjadi alat eksploitasi modal asing.
  • Penolakan Kerja Sama yang Merugikan: Kerja sama ekonomi dengan Belanda atau modal asing hanya akan memperkuat dominasi kapitalisme asing. Oleh karena itu, kebijakan semacam ini harus dihindari demi menjaga kemandirian ekonomi Rakyat.
  • Operasi Besar-Besaran: Penyakit ekonomi yang ditimbulkan oleh kapitalisme Belanda dan Jepang tidak dapat diatasi dengan langkah kecil, melainkan melalui "operasi besar-besaran" yang melibatkan reformasi struktural yang masig dan mendalam..

Bersambung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun