A. Pendahuluan
Dalam tulisannya yang berjudul Parlemen atau Soviet, Tan Malaka telah mengeksplorasi perjalanan sejarah bangsa Barat (Eropa) dan memperbandingkannya dengan kondisi bangsa Timur (Asia), khususnya dalam konteks perkembangan ilmu, sistem sosial, dan kemerdekaan manusia. Melalui tulisan ini, ia mengajukan pertanyaan kritis: manakah sistem yang lebih sesuai bagi bangsa Timur untuk mencapai kemerdekaan dan kemuliaan---Parlemen atau Soviet?
B. Perkembangan Barat: Dari Agama ke Kesadaran Sosial
1. Peran Agama dalam Kebangkitan Barat
Tan Malaka memulai pembahasannya dengan menguraikan kebangkitan bangsa Barat dari kebodohan dan kegelapan 20 abad yang lalu. Ia menyoroti peran agama Nasrani yang berasal dari Timur sebagai cahaya pertama yang membangunkan Eropa dari tidurnya yang panjang. Namun, selama lebih dari 15 abad, agama ini kemudian juga menjadi penghalang bagi perkembangan ilmu pengetahuan, peraturan negara, dan kesadaran sosial bagi daratan yang dikenal pula sebagai Benua Biru. Seluruh kekuasaan duniawi pada zaman kegelapan Kristen ini hanyalah diserahkan kepada para pendeta, yang dianggap sebagai jalan dan pengatur menuju surgawi, sehingga mengesampingkan urusan-urusan duniawi yang nyata dan riil.
2. Revolusi Sosial dan Pembebasan dari Kekuasaan Pendeta
Kesadaran akan kelemahan manusiawi para pendeta, serta pemisahan antara dunia dan akhirat, memicu revolusi besar di Barat. Revolusi ini melibatkan pikiran, usaha, dan peperangan yang memakan korban berjuta-juta nyawa. Pergerakan panjang ini menghasilkan pengakuan atas kemerdekaan dan kesamaan setiap manusia, yang menjadi fondasi dari sistem sosialisme.
3. Kemajuan Ilmu dan Sistem Sosial
Eropa kemudian mencapai kemajuan luar biasa dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan sistem sosial, yang ditandai dengan munculnya institusi Parlemen (sebagai representasi kaum modal) dan Soviet (sebagai representasi kaum pekerja). Kedua sistem ini, menurut Tan Malaka, adalah buah dari penderitaan dan perjuangan panjang manusia di bumi bagian Barat, yang membawa mereka kepada kesadaran bahwa otak dan hati manusia adalah harta tertinggi.
C. Kondisi Timur: Kebodohan dan Ketertinggalan
1. Pengaruh Adat dan Kepercayaan
Di sisi lain, bangsa Timur masih terkungkung oleh adat dan kepercayaan yang berlebihan pada akhirat. Hal ini melemahkan usaha dan tenaga untuk mengejar kemajuan duniawi, serta menumpulkan perhatian terhadap kekayaan dunia yang melimpah. Tan Malaka menyoroti bahwa bangsa Timur terlalu sibuk mengejar kehidupan akhirat, sehingga mereka mengabaikan potensi duniawi yang dapat membawa kemerdekaan dan kemuliaan.
2. Kesenjangan antara Timur dan Barat
Tan Malaka dalam hal ini pun memperbandingkan kemegahan otak dan hati bangsa Barat, yang diwujudkan melalui pencapaian teknologi seperti kapal udara, mesin-mesin, telepon, dan telegraf, dengan keterbelakangan bangsa Timur. Ia mengajukan pertanyaan reflektif: Parlemen atau Soviet? Apakah bangsa Timur mampu memanfaatkan salah satu dari dua sistem tersebut untuk mengejar ketertinggalan?
D. Parlemen dan Soviet: Dua Sistem Sosial dari Barat
1. Parlemen: Representasi Demokrasi Liberal
Parlemen adalah sistem yang lahir dari perjuangan panjang untuk memberikan suara kepada rakyat melalui perwakilan. Sistem ini didukung oleh kaum modal dan bertujuan untuk menjaga keseimbangan kekuasaan melalui undang-undang dan institusi demokrasi.
Kelebihan:
- Mencerminkan kebebasan individu.
- Menjamin representasi yang luas dari berbagai kelompok masyarakat.
- Memiliki mekanisme kontrol dan keseimbangan kekuasaan.
Kekurangan:
- Cenderung dikuasai oleh kaum modal, yang sering kali mengabaikan kepentingan rakyat pekerja.
- Proses pengambilan keputusan sering lambat karena melibatkan banyak pihak.
2. Soviet: Representasi Sosialisme Kolektif
Soviet, di sisi lain, adalah sistem yang berbasis pada kolektivitas dan kontrol langsung oleh kaum pekerja. Sistem ini muncul sebagai alternatif bagi demokrasi liberal, dengan menekankan persamaan dan kepemilikan bersama atas sumber daya.