Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fresh Graduate Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Salahuddin Al-Ayyubi dan Fragmentasi Dunia Muslim: Inspirasi Strategi Era Kontemporer

16 Januari 2025   10:22 Diperbarui: 16 Januari 2025   10:22 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang peradaban Islam yang maju (Sumber gambar: @TaiMabArt)

Salahuddin menghidupkan kembali semangat jihad yang didasarkan pada persatuan dan solidaritas Islam. Dunia Muslim modern membutuhkan identitas Islam universal yang mampu mengatasi fragmentasi nasionalis dan sektarian (aliran). Hal ini dapat diwujudkan melalui pendidikan, dakwah, dan kerja sama lintas negara dengan menekankan Rukun Islam dan Rukun Iman, serta yang paling utama "syahadat tauhid dan kenabian Rasulullah Muhammad ".

E. Strategi untuk Masa Depan Umat

Dalam menghadapi tantangan modern yang serupa dengan era Salahuddin, dunia Muslim harus merefleksikan kembali pelajaran dari sejarah. Fragmentasi dan dominasi asing yang melemahkan umat hanya dapat diatasi melalui persatuan yang didasarkan pada nilai-nilai Islam.

Langkah-Langkah Praktis yang Terinspirasi dari Salahuddin:

  • Membangun Institusi Regional: Dunia Muslim perlu memperkuat organisasi seperti Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk menjadi platform nyata (riil) dalam menyelesaikan konflik dan memperjuangkan kepentingan umat.
  • Mengintegrasikan Pendidikan Islam dan Modern: Pendidikan yang memadukan ilmu agama dan sains modern dapat menciptakan generasi pemimpin Muslim yang kompeten dan visioner.
  • Mengurangi Ketergantungan Ekonomi: Dunia Muslim perlu menciptakan kemandirian ekonomi melalui kerja sama perdagangan intra-regional dan pengelolaan sumber daya alam secara mandiri, khususnya minyak dan pertambangan yang tidak bergantung lagi dengan Amerika dan Barat.
  • Membangun Kekuatan Militer Kolektif: Seperti Salahuddin yang membangun kekuatan militer berbasis semangat keagamaan, dunia Muslim modern membutuhkan aliansi militer untuk melindungi kedaulatan dan kepentingannya.

Dengan meneladani strategi dan visi Salahuddin, umat Islam dapat memperkuat posisi mereka di dunia global, membangun masa depan yang berdaulat, adil, dan bermartabat. Persatuan, kemandirian, dan komitmen terhadap nilai-nilai Islam adalah kunci untuk mengatasi tantangan modern yang kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun