J. J. F. Stokvis, pemimpin redaksi De Telegraaf, dengan tegas melarang Oltmans untuk menerbitkan wawancara atau liputan apa pun tentang Presiden Sukarno. Larangan ini tampaknya datang langsung dari pemerintah Belanda, yang tidak ingin publik Belanda melihat Presiden Sukarno dalam balutan cahaya yang positif.
Oltmans, yang tidak mengetahui konspirasi ini, melanjutkan pekerjaannya dengan Agence France Presse (AFP) dan menulis tentang kunjungan kenegaraan tersebut. Keberaniannya untuk melaporkan fakta-fakta membuatnya dicap sebagai pengkhianat negara oleh pejabat tinggi Belanda.Â
Tidak hanya itu, De Telegraaf bahkan memecatnya, setelah menerima tekanan dari Duta Besar Boon yang menyatakan bahwa Oltmans telah "bersekongkol" dengan Presiden Sukarno.
Bersambung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI