Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fresh Graduate Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ibnu Abi Rabi' dan Teori Asal-Mula Negara dalam Perspektif Pemikir Islam

8 Januari 2025   19:00 Diperbarui: 21 November 2024   01:26 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diambil dari Republik Online

2) Keburukan yang bersumber dalam masyarakat (penduduk) di sekitarnya.

Cara mengatasinya adalah dengan memberlakukan peraturan yang bijak dan bajik, serta mengoptimalisasi hukum-hukum Allah Swt. yang telah eksis untuk memperbaiki akhlak masyarakat setempat; dan

3) Keburukan yang bersumber dari masyarakat lain di luar masyarakatnya.

Cara mengatasi keburukan jenis ketiga ini hanya dapat diatasi dengan pendekatan militeristik. Dengan menggunakan senjata penunjang seperti alutsista, benteng-benteng pertahanan, dan parit-parit, maka manusia dapat melindungi masyarakatnya dari ancaman masyarakat "jahat" dari luar.

Setelah memberikan gambaran latar belakang negara dan tujuan-tujuannya, Ibnu Abi Rabi' menjelaskan pula kriteria yang paling layak untuk dapat memimpin masyarakat tersebut. Ibnu Abi Rabi' menjelaskan kriteria tersebut sebagai berikut:

1) Manusia yang terbaik yang ada di antara mereka;
2) Manusia yang ketika memerintahkan sesuatu atau melarangnya, ia akan memulai dari dirinya sendiri terlebih dahulu, baru mengajarkan atau mendakwahkannya kepada orang lain (manusia yang paling bijak dan paling adil); dan
3) Manusia yang mampu menjadi panutan bagi masyarakatnya atau rakyat yang dipimpinnya dan konsekuen terhadap kebijakan-kebijakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun