Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Relawan - Fresh Graduate Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Inspirasi dari Revolusi Rusia 1917: Seruan Henk Sneevliet untuk Kebangkitan & Perjuangan di Indonesia

31 Januari 2025   19:00 Diperbarui: 21 November 2024   01:07 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan Henk Sneevliet pada tahun 1917 mencerminkan respons dan analisis mendalam terhadap Revolusi Rusia 1917 serta pengaruhnya pada situasi politik global dan lokal, termasuk di Indonesia. Tulisan Sneevliet ini diawali oleh puisi karya Henriette Roland Holst yang menggambarkan semangat dan seruan revolusioner dalam menghadapi penindasan.

"Pergilah sekarang, kalian yang diberkati, pergi, kerumunan gelap, yang penuh cahaya; bangkitlah, alirkan api; bangkitlah, makanlah pilar-pilar penindasan yang tinggi, makanlah tembok kebutaan mereka. Hantarkan cahaya kalian ke langit, Sebarkan benih kebebasan yang menyala ke mana-mana, Buat semua penguasa menjadi pucat karena ketakutan dan kebencian, Buat semua budak menjadi merah karena malu dan keberanian."

Henk Sneevliet menggambarkan kegembiraannya atas jatuhnya Tsar Nicholas II dan pembentukan pemerintahan baru di Rusia. Dia menyoroti bagaimana revolusi ini berhasil mengakhiri pemerintahan yang dianggap otoriter dan represif. Sneevliet melihat kejatuhan Tsar sebagai kemenangan besar untuk gerakan sosialisme dan "pembebasan".

Pemerintahan baru yang terbentuk setelah revolusi dipandang Sneevliet sebagai pemerintah yang lebih progresif dan berkomitmen terhadap demokrasi. Dia mencatat bahwa pemerintahan baru dari kubu revolusiioner ini berjanji untuk mengadakan pemilihan Duma (seperti MPR) baru dengan hak suara universal dan memberikan amnesti umum kepada mereka yang sebelumnya ditahan oleh rezim lama.

Sneevliet memberikan catatan dalam hal kebijakan luar negeri bahwa pemerintah baru Rusia menyatakan dukungan terhadap Sekutu dalam Perang Dunia I, meskipun ada kekacauan dalam negeri. Dia menunjukkan bahwa dukungan ini adalah langkah strategis untuk menahan pengaruh pro-Jerman yang dianggap sebagai bagian dari reaksi kontra-revolusi.

Kemudian juga, Sneevliet mengamati revolusi Rusia ini ke depannya akan mempengaruhi situasi politik di Eropa, khususnya di Jerman dan Austria-Hongaria. Dia berharap bahwa kemenangan revolusi Rusia akan menjadi pemicu gerakan serupa di negara-negara tersebut, sehingga dapat mempercepat berhentinya perang dan membawa perubahan menuju demokrasi.

Dalam konteks demikian inilah, Sneevliet melihat revolusi Rusia sebagai sumber inspirasi untuk perjuangan kemerdekaan di Indonesia (saat tulisannya ditulis masih Hindia Belanda). Dia menggarisbawahi bahwa rakyat Indonesia, seperti rakyat Rusia, sama-sama sedang menghadapi penindasan dan ketidakadilan. Dengan membandingkan kondisi Indonesia dengan Rusia, Sneevliet mendorong rakyat Indonesia untuk mengambil pelajaran dari perjuangan Rusia, di mana revolusioner Rusia pada masa yang sama menunjukkan bahwa kemenangan atas penindasan hanya dapat dicapai melalui perjuangan keras dan berkelanjutan.

Sneevliet menyerukan kepada rakyat Indonesia untuk meningkatkan usaha mereka dalam gerakan politik dan sosial, terlepas dari tantangan dan hambatan yang mungkin mereka hadapi. Dia mendorong rakyat pribumi Hindia (Indonesia) untuk terus berjuang dan bergerak, meskipun hasilnya tidak langsung terlihat. Semangat dan tekad yang diperlihatkan oleh para revolusioner di Rusia diharapkan bisa menjadi model bagi perjuangan kemerdekaan di Indonesia.

Pandangan Henk Sneevliet pada tahun 1917 adalah seruan untuk bertindak dan berjuang dalam menghadapi penindasan, terinspirasi oleh kemenangan revolusi di Rusia. Dia melihat revolusi tersebut sebagai peluang untuk merangsang perubahan positif, tidak hanya di Rusia tetapi juga di Indonesia dan Eropa. Sneevliet menekankan pentingnya keberanian, ketahanan daya juang, dan komitmen terhadap perjuangan untuk kemerdekaan dan keadilan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun