Beberapa teoretikus feminis juga mengkritik Deep Ecology dengan berpendapat bahwa gagasan tentang perluasan diri untuk mencakup alam dapat memicu eksploitasi alam yang terus-menerus.Â
Mereka menyatakan bahwa ketika kita memperlakukan alam sebagai bagian dari diri sendiri, maka dapat menyebabkan adanya justifikasi untuk memperlakukan alam dengan cara yang tidak adil, karena seseorang mungkin merasa lebih berhak untuk memperlakukan bagian dari dirinya sendiri dengan cara yang lebih bebas daripada memperlakukan makhluk lain yang independen.
Kritik lain juga muncul yang menganggap Deep Ecology sebagai visi utopis yang tidak konsisten, bahkan tidak realistis. Beberapa kritikus berpendapat bahwa cita-cita gerakan ini, meskipun terlihat idealis, tetapi kemungkinan besar sangat sulit untuk dicapai dalam praktiknya.Â
Mereka juga menilai bahwa Deep Ecology bisa saja diterapkan, tetapi dengan tidak mempertimbangkan berbagai faktor sosial, ekonomi, dan politik yang kompleks dalam implementasinya, dan dengan demikian, maka gagasan ini adalah tidak realistis dalam menghadapi tantangan lingkungan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H