Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.

Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

7 Syarat Kemenangan Perang a la Tan Malaka: Seni Berperang yang Tak Lekang Zaman

14 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 19 November 2024   06:00 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: Museum of Modern And Contemporary Art in Nusantara via X)

Dalam membahas seni dan strategi perang, Tan Malaka menawarkan wawasan yang mendalam tentang prinsip-prinsip dasar dalam pemikirannya yang telah terbukti relevan dari zaman ke zaman. Dengan fokus pada tujuh syarat utama untuk mencapai kemenangan dalam perang, Tan Malaka kemudian berhasil menggali konsep-konsep kunci, seperti nilai strategis penyerangan, pentingnya penyerangan sebagai puncak kemenangan, dan adaptasi strategi berdasarkan kondisi musuh.

Tan Malaka juga menyoroti evolusi strategi perang dari zaman biadab hingga perang dunia, mengidentifikasi bagaimana perubahan dalam isu geografis-kebumian, teknik persenjataan, jumlah prajurit, dan tempo perang mempengaruhi metode pembelaan dan penyerangan. Dengan memberikan penekanan pada perbedaan antara strategi perang dan politik serta menegaskan pentingnya tekad yang kuat untuk menang, Tan Malaka memberikan panduan yang berharga bagi pemahaman dan penerapan strategi perang yang efektif.

Tujuh syarat kunci untuk memperoleh kemenangan dalam perang, menurut Tan Malaka, antara lain:

Pertama, Ketinggian Nilai Strategi Saat Menyerang, di mana dalam strategi perang, penyerangan memiliki nilai tinggi karena memberikan inisiatif kepada pihak penyerang. Penyerang berada dalam posisi yang aktif, baik secara jasmani maupun rohani, yang memuaskan watak proaktif seorang prajurit. Hal ini berbeda dengan pembela yang berada dalam posisi pasif, di mana mereka menunggu serangan musuh. Penyerangan memungkinkan prajurit untuk bertindak dan bergerak, yang cenderung lebih memotivasi dibandingkan dengan situasi menunggu. Menunggu dalam posisi bertahan dapat mengganggu semangat dan menambah tekanan psikologis pada pembela.

Penyerang biasanya mengetahui dengan jelas lokasi target serangan mereka. Pengetahuan ini memberi mereka keunggulan strategis karena mereka dapat mempersiapkan serangan dengan baik, berdasarkan informasi yang sudah diperoleh tentang kelemahan musuh. Penyerang yang tahu bahwa target serangannya adalah titik lemah musuh akan lebih percaya diri dan bersemangat. Sebaliknya, pembela tidak tahu kapan dan dari arah mana musuh akan datang, yang dapat menyebabkan ketidakpastian dan stres. 

Strategi menyerang tidak hanya untuk mengatasi musuh, tetapi juga untuk memastikan kemenangan akhir dalam perang. Penyerangan yang efektif mengarah pada kemenangan yang lebih cepat dan lebih definitif dibandingkan dengan strategi bertahan yang mungkin memerlukan waktu lebih lama dan cenderung melelahkan.

Kedua, Penyerangan sebagai Pukulan bagi Kemenangan Terakhir. Tujuan utama dari setiap peperangan adalah mencapai kemenangan terakhir. Penyerangan dianggap sebagai kunci untuk mencapai tujuan ini, karena serangan yang efektif dapat secara langsung menghancurkan kekuatan musuh dan mengamankan kemenangan.

Dalam konteks perang yang bersifat gerak cepat (mobile warfare), kemenangan akhir dapat dicapai dengan memecah, mengepung, menawan, atau bahkan memusnahkan musuh secara langsung. Penyerangan yang berhasil dalam kondisi ini dapat mengakibatkan kemenangan yang cepat dan definitif.

Dalam konteks perang yang melibatkan pergerakan maju-mundur (seperti perang parit atau trench warfare), penyerangan tetap menjadi metode utama untuk mengakhiri pertempuran. Meskipun musuh mungkin tidak menyerah dengan cepat, penyerangan yang intens dan terus-menerus dapat mengakibatkan musuh mengalami pukulan berat yang akhirnya memaksa mereka untuk mundur atau menyerah.

Penyerangan memberikan pukulan final yang sering kali menentukan hasil akhir peperangan. Dalam setiap strategi, baik itu strategi bertahan atau menyerang, penyerangan yang efektif akan menjadi penentu akhir dari hasil perang. Hal ini karena penyerangan mampu mengatasi pertahanan musuh dan menghancurkan kekuatan mereka secara keseluruhan.

Sebagaimana diterangkan oleh Tan Malaka, dalam perang, meskipun pembelaan penting, penyerangan adalah yang memberikan keputusan akhir. Pembelaan harus dilaksanakan dengan cara yang memungkinkan penyerangan dapat dilakukan secara efektif. Pada akhirnya, meskipun strategi bertahan mungkin melibatkan penghalauan musuh, kemenangan sejati sering kali datang melalui penyerangan yang tepat.

Ketiga, Seluk-Beluk Pembelaan dan Penyerangan, yaitu ketika menghadapi musuh yang mempertahankan diri dengan kekuatan besar, penyerang perlu mempersiapkan kekuatan yang seimbang untuk mengatasi pertahanan tersebut. Ini berarti bahwa jumlah dan kekuatan pasukan penyerang harus sesuai atau lebih besar dibandingkan dengan kekuatan pertahanan musuh untuk memastikan efektivitas serangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun