Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.

Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Suara Merdeka, Mengurai Makna Proklamasi yang Menggenggam Takdir Bangsa Indonesia

20 November 2024   19:00 Diperbarui: 20 November 2024   19:09 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naskah Proklamasi yang telah diketik oleh Sayuti Melik (Sumber gambar: Grid.id).

Pidato ini juga mengajarkan nilai keteguhan dan semangat perjuangan dalam menghadapi berbagai tantangan. Sukarno mengingatkan bahwa kemerdekaan yang diraih ini adalah hasil dari perjuangan yang panjang dan penuh pengorbanan. 

Oleh karena itu, semangat perjuangan tersebut harus terus dipelihara dalam upaya mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Ini relevan dengan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Kesimpulan

Pidato Proklamasi Kemerdekaan oleh Sukarno bukan hanya sekedar deklarasi, melainkan juga menggambarkan visi besar bagi masa depan bangsa Indonesia. Melalui pidato ini, Sukarno mengajak bangsa Indonesia untuk selalu bersatu, percaya pada kekuatan sendiri, dan memiliki keberanian untuk menentukan nasibnya sendiri. 

Pidato ini merupakan bukti bahwa kemerdekaan tidak hanya dimaknai sebagai kebebasan dari penjajahan, tetapi juga sebagai komitmen untuk membangun negara yang mandiri, adil, dan makmur. Dengan demikian, pidato Sukarno tetap relevan sebagai sumber inspirasi dan pedoman dalam perjalanan bangsa Indonesia untuk menghadapi tantangan di era globalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun