Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.

Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tan Malaka dan Dua Wajah Revolusi Kemerdekaan, dari Jaya Bertempur hingga Runtuh Berdiplomasi

3 Desember 2024   10:30 Diperbarui: 3 Desember 2024   11:52 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian juga, dalam konteks diplomasi pun demikian. Ada kaitan antara perubahan cepat dan drastis strategi politik pemerintah dengan pengondisian Madiun. Menurut Tan Malaka, penangkapan Persatuan Perjuangan di Madiun adalah bagian urusan diplomasi berunding. 

Tan mengambil kesimpulan demikian dari pleidoi yang diucapkan eks Perdana Menteri Amir Sjarifuddin dalam sidang Mahkamah Militer Agung terkait peristiwa 3 Juli. "Menurut keterangan Amir Sjarifuddin," ungkap Tan, "penangkapan tersebut dilakukan oleh Pemerintah Republik berdasarkan permintaan delegasi Indonesia."

Surat yang dijadikan dasar penangkapan pun tidak dikeluarkan oleh pemerintah Republik. Maka, Tan menyimpulkan, ".... Kalau demikian, maka surat itu mestinya datang dari pihak luar, dari Inggris atau Belanda." Hal ini semacam consessia (penyerahan hak) dari pihak Republik kepada Inggris dan Belanda atas keberhasilan desakan-desakan dari Inggris dan Belanda juga. Maka dari itu, Tan mengungkapkan bahwa, dalam hal ini pemerintah sudah menyepakati permintaan negara musuh untuk menangkap Rakyat atau warganya sendiri.

"... celakalah warga negara yang menjadi korban consessia itu dan celakalah pula negara Indonesia yang terlanggar kedaulatannya itu," tandas Tan Malaka menyoal perselingkuhan yang terjadi antara Republik dengan kedua negara musuhnya seperti tersebut di atas.

Dampak paling parah dari perubahan cepat dan drastis sikap pemerintah Republik ini adalah menjadikan seluruh Rakyat, tiap-tiap partai, badan ketentaraan dan kelaskaran, yang mula-mula tabah-berani, bersemangat, dan bersatu menyerah musuh menjadi semangat yang pasif, menerima-melempem, pecah-belah, dan curiga-mencurigai satu sama lainnya. Begitulah kiranya peristiwa Revolusi yang diperiodisasikan oleh Tan menjadi dua tahapan pada 1948.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun