Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.

Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bung Karno dan Ide Sosialisme Indonesia: Membangun Negara Rakyat yang Bebas Kapitalisme-Imperialisme

26 November 2024   16:06 Diperbarui: 26 November 2024   16:22 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, Bung Karno menyatakan seruannya untuk tetap menjaga kekuasaan politik berada di tangan kaum Marhaen. Bung Karno menjelaskan:

"... Marhaen awas-awaslah! Jagalah yang kereta kemenangan nanti tetap di dalam kendalian kamu, jagalah yang politieke macht nanti jatuh ke dalam tangan kamu di dalam tangan besi kamu, di dalam tangan baja kamu!"

Bung Karno kemudian menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara rakyat atau Marhaen menjaga atau mempertahankan kemenangan dan politieke macht atau kekusaan politiknya, dengan jawaban yang lugas:

"Dengan demokrasi politik dan demokrasi ekonomi itu, maka nanti di seberangnya jembatan emas masyarakat Indonesia bisa diatur oleh rakyat sendiri sampai selamat---dibikin menjadi masyarakat yang tiada kapitalisme dan imperialisme. Dengan demokrasi politik dan ekonomi itu, maka nanti Marhaen bisa mendirikan staat Indonesia yang tulen staat-nya rakyat---suatu staat yang segala urusannya politik dan ekonomi oleh rakyat, dengan rakyat, bagi rakyat."

Secara negatif, staat atau negaranya rakyat, negara milik rakyat, dijelaskan oleh Bung Karno sebagai berikut:

"Bukan sistem feodalisme ... bukan sistem constitutioneel monarchie ... bukan sistem republik yang sebagai di Prancis sekarang atau di Amerika sekarang yang sebenarnya suatu sistem republik daripada 'demokasinya' kapitalisme."

Secara positif, negaranya rakyat, negara milik rakyat, dijelaskan juga oleh Bung Karno, yakni:

"Sistem politiek economische republiek yang segala-gala tunduk kepada kecakrawatian rakyat."

Bung Karno menjelaskan lebih dalam lagi,

"Urusan politik, urusan diplomasi, urusan onderwijs, urusan bekerja, urusan seni, urusan cultuur, urusan apa saja dan terutama sekali urusan ekonomi haruslah di bawah kecakrawatian itu: Semua perusahaan-perusahaan miliknya staat---staat-nya rakyat, dan bukan staat-nya borjuis atau ningrat---semua hasil-hasil perusahaan-perusahaan itu bagi keperluan rakyat, [sic!] Tidak boleh ada satu perusahaan lagi yang secara kapitalis menggemukan [sic!] kantong burgerlijke staat, tetapi masyarakatnya [sic!] Politiek Economische, Republik Indonesia adalah gambarnya satu kerukunan rakyat, satu pekerjaan bersama daripada rakyat, satu kesama-rasa-sama-rataan daripada rakyat."

Referensi

Sukarno. Mencapai Indonesia Merdeka. Jakarta: Yayasan Idayu, 2001.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun