Mohon tunggu...
Fiksiana Artikel Utama

Takdir?

23 April 2015   16:59 Diperbarui: 31 Agustus 2015   05:17 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

  Terik mentari di pagi hari di antara pepohohan yang tinggi menghangatkan tubuh pasukan itu. Daun-daun melambai menyejukkan kumpulan tentara yang sedang berbaris rapi. Burung-burung berkicau merdu di sela-sela dahan pepohonan.

   Ketenangan itu tak berlangsung lama setelah terdengar suara tembakan dari balik pohon-pohon. Diangkatlah senjata mereka dengan raut muka bersiaga. Pasukan musuh dengan cepat menyusul mereka. Bahkan musuh taksedikit pun berpikir merebut markas yang telah ditinggalkan hanya untuk sekedar beristirahat sejenak.

   “Sebagian naik ke atas pohon! Tembak mereka dari ketinggian!”

   Beberapa mengikuti perintah, sisanya menyerang dari bawah. Pasukan musuh kualahan menghadapi tembakan pasukan dari atas. Sisa tentara Nippon yang selamat berlari menjauh. Mereka menang sejenak. Seakan memberikan angin sejuk kepada mereka. Wajah bahagia mereka dengan sedikit rasa sombong mencuat.

  Tak kehabisan akal, kartu as pun dikeluarkan. Tank pasukan Nippon muncul dari balik kerimbunan hutan. Bahkan, tak sedikit pun terlihat oleh yang memanjat pohon. Raut muka mereka berubah seketika. Raut muka terkejut berlanjut menjadi tanpa asa. Tank-tank itu menembaki pohon-pohon hingga tak bersisa. Pasukan yang berjuang dibawah tidak luput dari serangan tank yang tidak kenal ampun. Tubuh tentara yang tertembak tank tercerai-berai. Banyak yang menjadi korban pada pertempuran kali ini.

  Kapten yang selalu berada di belakang Balian memerintahkan pasukannya untuk segera menaiki dua mobil yang tersisa. Dengan cepat mereka menancap gas.

  Roket dari sebuah tank meluncur lebih cepat dari mobil-mobil yang dikejarnya. Satu mobil tertembak, terpental jauh tanpa menyisakan seorang pun. Suasana makin mencekam. Dengan memasang ekspresi tidak percaya, pasukan berpenampilan lusuh ini tak memiliki secuil pun harapan untuk berhasil lari dari pengejaran.

   Kejutan itu belum selesai. Muncul beberapa mobil kap lengkap dengan pasukan bersenjata di atasnya. Beberapa tentara yang berlari berbalik arah. Ditumpanginya kendaraan itu oleh tentara tersebut dan segera melaju menyusul. Sebagian besar panik, termasuk sopir. Musuh dalam jumlah besar mendekat dengan cepat.

   “Jangan lihat belakang, perhatikan saja arahmu! Kemudikan dengan benar!”

   Dibalikkan badan tegapnya menghadap pasukan di belakang. Dengan mengangkat STG 44 buatan Jerman menggunakan tangan kanannya, ia menyeringai penuh harap.

   “Semua yang di atas, angkat semua senjata yang kalian punya! Buat bangga saudara kalian! Jangan biarkan nyawa berhaga mereka sia-sia!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun