“Masa depan bangsa ini ada di tanganmu!”
***
“Bangun, bangun, bangun! Ambil semua peralatan dan segera bersiap. Nippon bergerak dari utara dengan tiga tank dan tiga ratusan pasukan!”
Seratus orang yang masih terlelap seketika berdiri dan bersiap. Semuanya berbaris rapi tanpa perintah.
“Segera berlari menuju kamp bawah tanah utama! Jumlah kita tak sebanding dengan musuh.”
“Siap!”
Tanpa banyak bertanya, segera keseratus pasukan itu beranjak menuju enam mobil yang telah bersiap diluar markas, menurut pleton masing-masing. Kendaran-kendaraan itu melesat meninggalkan markas. Kapten markas batas-2 duduk di kursi paling belakang di samping tentara berusia 18 tahun dengan tulisan Balian yang tertempel di atas saku dada pakaiannya.
“Maaf kapten, mengapa pagi-pagi sudah bergegas?”
Kapten menoleh padanya, serentak mendorong tubuh pemuda itu lalu menahannya dan menatapnya tajam.
“Markas batas-1 di utara hancur tak bersisa. Semua habis selagi masih tidur! Kita tak ingin menghamburkan manusia bukan? Kantor pusat menginformasikan, jarak markas kita dengan pasukan Nippon tinggal beberapa…”
Buumm…..