Suara radio yang berasal dari gedung-gedung di seberang jalan menggelegar hingga ke ujung jalan. Langit mendung dihiasi selebaran-selebaran kertas yang beterbangan. Selebaran kertas yang membawa perubahan.
“Allahu akbar, Allahu akbar. Berjuang sampai titik darah penghabisan!”
“Pantang menyerah demi tumpah darah!”
MERDEKA ATAOE MATI!
NKRI HARGA MATI!
***
Tak banyak yang dilakukan orang tua itu. Duduk menatap jalan dengan baju yang telah melekat pada tubuhnya sejak 5 hari lalu, ditemani tongkat yang telah menemainya semenjak kakinya tidak bisa menopang tubuhnya akibat peristiwa 71 tahun silam. Beberapa orang melintas di hadapannya. Sebagian yang merasa memiliki belas kasihan, tanpa diminta, melemparkan koin tepat di hadapan orang tua itu.
“Ada apa dengan negeri ini?” gumam orang tua itu.
“Masa depan bangsa ini...”
Orang tua itu tersenyum kembali. Senyum yang kian mencuat dan lebih lebar dari senyum-senyum sebelumnya.
Ia menghela napas panjang dengan mata terpejam.