Industri percetakan merupakan bagian integral dari kehidupan modern, memainkan peran penting dalam memproduksi berbagai media seperti buku, brosur, dan kemasan. PT Grafika Prima Sejahtera (GPS), yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, adalah salah satu perusahaan yang berfokus pada produksi kemasan farmasi, makanan, dan minuman. Laporan kerja praktik ini mengulas produktivitas dan manajemen persediaan di GPS menggunakan metode OEE, MTBF & MTTR, serta EOQ.Â
Pengukuran Produktivitas dengan OEE
Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah metode yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan mesin. Nilai OEE di GPS bervariasi, dengan produk Canole Sleeve pada Februari mencatat OEE terendah sebesar 10%. Nilai ini jauh di bawah standar dunia sebesar 85%, menunjukkan adanya ruang besar untuk perbaikan. Penyebab rendahnya OEE termasuk banyaknya produk cacat dan frekuensi kerusakan mesin yang tinggi.
Analisis Kerusakan Mesin dengan MTBF & MTTR
MTBF (Mean Time Between Failures) dan MTTR (Mean Time to Repair) digunakan untuk mengukur keandalan dan efisiensi perbaikan mesin. Rata-rata MTBF selama lima bulan terakhir adalah 21,58 jam, sementara rata-rata MTTR adalah 1,78 jam. Data menunjukkan bahwa kerusakan mesin sering terjadi dan waktu perbaikan memakan waktu yang cukup signifikan, terutama pada Februari dengan MTTR mencapai 2,61 jam.
Manajemen Persediaan dengan EOQ
Economic Order Quantity (EOQ) digunakan untuk menentukan jumlah pesanan yang optimal guna meminimalkan biaya persediaan. Contoh perhitungan EOQ untuk item Selenoid Valve menunjukkan nilai EOQ sebesar 10,33 unit dengan frekuensi pemesanan 0,77 kali per tahun dan total biaya persediaan Rp 9.183.618. Metode ini membantu GPS mengurangi risiko kekurangan dan kelebihan persediaan, menjaga kelancaran operasional.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, beberapa kesimpulan dapat diambil:
Efektivitas Penggunaan Mesin: OEE di GPS masih perlu ditingkatkan. Rata-rata nilai OEE berada di bawah 85%, menunjukkan perlunya perbaikan dalam proses produksi.
Efisiensi Kerja: Frekuensi gangguan terbesar terjadi pada SDM dengan rata-rata frekuensi gangguan sebesar 18 kali per bulan. Pelatihan rutin diperlukan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan karyawan.
Kualitas Produk: Tingkat kualitas produk cukup tinggi, namun masih terdapat beberapa produk dengan tingkat cacat tinggi. Perlu peningkatan dalam sistem kontrol kualitas.
Kerusakan Mesin: Kerusakan mesin merupakan faktor utama yang menyebabkan rendahnya efektivitas produksi. Program pemeliharaan preventif dan prediktif perlu diimplementasikan.
Manajemen Persediaan: Penggunaan metode EOQ efektif dalam mengelola persediaan sparepart, membantu mengurangi biaya dan risiko kekurangan atau kelebihan persediaan.
Saran
Pemeliharaan Mesin: Perbaikan sistem pemeliharaan mesin untuk mengurangi frekuensi dan durasi kerusakan mesin. Implementasi program pemeliharaan preventif dan prediktif.
Pelatihan SDM: Pelatihan rutin untuk meningkatkan keterampilan teknis dan non-teknis karyawan.
Manajemen Persediaan: Evaluasi berkala terhadap tingkat persediaan dan kebutuhan untuk menjaga kelancaran operasional.
Kontrol Kualitas: Peningkatan sistem kontrol kualitas untuk memastikan produk memenuhi standar yang ditetapkan.
Optimalisasi Proses Produksi: Evaluasi rutin terhadap alur kerja dan penggunaan teknologi terbaru untuk meningkatkan efisiensi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H