Mohon tunggu...
Daffa Athatara
Daffa Athatara Mohon Tunggu... Guru - umur 13

LABSRAW 27

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pra-SAKSI 2019

18 Februari 2019   20:00 Diperbarui: 18 Februari 2019   20:00 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selama saya bersekolah di SMP Labschool Jakarta. Saya mendapatkan suatu acara atau event yang wajib dilakukan oleh siswa siswi SMP Labschool Jakarta. Yaitu suasuatu acara yang bernama SAKSI. Tapi biasanya sebelum saksi terdapat persiapan yang bernama PRA-SAKSI. Sama dengan halnya SAKSI adalah singkatan dari Studi Apresiasi Kepemimpinan Siswa Indonesia.

 SAKSI adalah suatu event yang mengubah siswa siswi SMP Labschool Jakarta menjadi lebih disiplin. SAKSI biasanya sama dengan pelantikan Paskibra. Tetapi bedanya saat pelantikan biasanya kita dilatih oleh para kakak senior dan kalau SAKSI dilatih oleh kostrad, tetapi disini saya akan menceritakan tentang PRA-SAKSI bukan SAKSI karna sebelum SAKSI ada PRA-SAKSI.

Saat sebelum PRA-SAKSI kita sebagai siswa siswi SMP Labschool Jakarta ankatan 27 diberi suatu briefing tentang apa yang akan kita lakukan nantinya. Seperti lagu lagu yang terdapat pada event tersebut, bentuk tongkat yang akan dipakai, dan cara membuat vandel yang ada di SAKSI. Vandel biasanya juga hamper sama dengan nametag, tetapi bedanya kalu nametag itu untuk tanda pengenal diri kita sendiri sedangkan kalau vandel itu untuk tanda pengenal kelompok. 

Didalam vandel terdapat sebuah foto kelompok. Walaupun hanya briefing tetapi kita tetap harus disiplin seperti, menaruh sepatu dengan rapih, melaksakan dengan apa yang diperintahkan, tidak boleh melakukan kalau tidak diperintahkan, dll. Yang penting intinya agar lebih tertib.

Setelah breafing kita keesokan harinya kita harus sampai sekolah pagi sekali yaitu pukul 6.00. karna saya memiliki rumah yang lumayan jauh dari sekolah. Jadi saya harus siap siap lebih pagi. Bahkan orang saya pun mendukung jadi orang tua saya terlibat juga untuk siap bekerja pagi pagi. Saya selama PRA-SAKSI saya selalu bangun jam 4.00 sedangkan biasanya saya bangun jam 4.30. saya semalamnya sudah menyiapkan alarm untuk bangun pagi. Setelah bangun saya langsung mandi dan ambil air wudhu lalu setelah mandi saya pakai baju dan bergegas sholat, setelah sholat saya makan lalu berangkat. Tetapi didalam perjalan saya selalu tidur.

Selama PRA-SAKSI dilakukan 4 hari. Yaitu hari pertam kita diperintahkan untuk melakukan pengecatan tongkata dan mebuat vandel. Dan hari kedua kami kedatang orang orang kostrad yang akan mengajarkan PBB(pelatihan baris berbaris). Dan hari ketiga dan hari keempat kita kita dinilai oleh para osis atas sikap kami dalam keseharian. Seperti dating pagi atau tidak terlambat, masuk ke mejid dengan tertib, dll. Itulah cerita PRA-SAKSI saya. Kalau mau tahu cerita saksi saya kalian bisa baca di cerita satunya lagi.

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun