Mohon tunggu...
Daffa Ardhan
Daffa Ardhan Mohon Tunggu... Freelancer - Cerita, ide dan referensi

Menulis dalam berbagai medium, bercerita dalam setiap kata-kata. Blog: http://daffaardhan.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Buruknya Menunda Pekerjaan

27 Januari 2020   15:09 Diperbarui: 30 Januari 2020   18:55 2597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika memaksakan diri agar tidak malas, saya seperti sedang melawan sebuah monster besar yang tidak lain adalah diri saya sendiri.

Bagaimana saya melawan kebiasaan menunda-nunda? Jawabannya ya jangan ditunda. Sesimple itu. Tapi jika mau dirunut, memang ada prosesnya. Menurut saya, ada dua hal kenapa seseorang bisa menunda-nunda pekerjaannya.

Pertama, salah prioritas. Kita lebih suka mendahulukan kegiatan yang paling menyenangkan daripada kegiatan yang harus dikerjakan.

Coba dipilih, lebih menyenangkan mana, mengerjakan setumpuk tugas kuliah/kantor atau rebahan sambil main medsos? Bagi sebagian orang pasti menganggap main medsos lebih menyenangkan. Dan secara alami kita akan mendahulukan hal-hal yang paling membuat kita senang. Kegiatan yang kira-kira butuh kerja keras besar akan di-nomor-duakan.

Kedua, sebelum melakukan satu pekerjaan, kita sudah berpikir hal-hal buruk. Kita sudah lebih dulu bepikir pasti susah, pasti jelek, pasti bikin pusing dan lain sebagainya. Dan kita akan otomatis takut dengan kemungkinan buruk itu sehingga lebih baik tidak dikerjakan saja.

Kembali lagi, kita akan lebih memilih melakukan kegiatan yang resiko buruknya paling rendah. Rebahan sambil main hp memang pilihan paling enak. Tidak perlu mikir keras dan tidak perlu berpikir hal-hal buruk itu datang.

Jadi apa yang saya lakukan untuk melawan dua poin di atas?

Simpelnya, saya coba menantang diri saya untuk melawannya. Melawan sifat menunda itu sebisanya saya saja. Saya berpikir kalaupun apa yang saya kerjakan ini tidak akan punya hasil yang bagus, ya tidak apa-apa. Dan sekalipun saya tidak bisa menyelesaikannya sampai tuntas, ya tidak apa-apa juga.

Poin utamanya, yang terpenting saya sudah berhasil melawan sifat menunda saya. Soal nanti pekerjaannya akan diselesaikan atau hasilnya bagus atau tidak itu urusan nanti.

Dan percayalah, setelah saya berhasil melawan pekerjaan yang saya tunda-tunda, perasaan saya lebih lega. Pikiran saya lebih ringan dari biasanya.

Saya jadi tidak punya beban pekerjaan apapun. Saya tidak perlu lagi tidur larut malam. Dan malam tanpa memikirkan segala pekerjaan itu rasanya benar-benar happy. Kalau kamu ingin merasakan sesansi happy-nya seperti apa, coba saja sendiri. Lawan malas itu dan lakukan sebisa yang kamu bisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun