Tapi jangan melupakan rasa sayang itu pada mereka yang sudah menyayangi saya jauh sebelum mengenal seseorang yang sekarang.
Saya baru menemukan kesadaran tentang rasa sayang itu ketika ibu saya divonis terkena stroke.
Saya benar-benar baru mau peduli pada rasa sayang itu setelah cobaan demi cobaan menimpa keluarga saya. Memang sudah terlambat. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, bukan?
Rasa sayang dari orang yang selama ini di nanti-nanti, masih bisa menyakiti. Tapi kasih sayang keluarga yang sudah pasti, kenapa harus menunggu untuk terus menyayangi?
Sepanjang waktu, saya akan terus merekatkan catatan kecil ini dalam benak saya. Saya akan berjuang untuk melupakan apa yang harusnya saya lupakan.
Dan saya akan mengingatkan tentang rasa kasih sayang. Begitu juga tentang harapan. Keduanya pantas saya tanamkan dalam ingatan.
Saya sadar, tidak mudah untuk menjalaninya. Akan selalu datang halangan. Namun itu bukan masalah yang besar. Sebab pada akhirnya hidup ini semua tentang pilihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H