Secara tersirat, Downsizing memberikan banyak kritik sosial tentang kehidupan manusia jaman now yang cenderung hedonis dan mencari jalan pintas untuk mencari kemampanan hidup. Serta bagaimana manusia mencari solusi yang 'tidak masuk akal' untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran yang diakibatkan oleh manusia itu sendiri.
Hal pertama yang saya pikirkan ketika melihat film Downsizing adalah saya teringat dengan sebuah anime Jepang, Attack on Titan yang merupakan kisah antara manusia berukuran normal dengan manusia berukuran super besar. Walaupun konflik ceritanya sangat jauh berbeda akan tetapi konsep tentang adanya manusia besar dan manusia kecil cukup membuat saya terkesan. Terlebih ketika saya melihat banyaknya tembok-tembok besar yang mengelilingi sebuah kota dalam filmnya.
Downsizing merupakan film fiksi ilmiah yang menceritakan hasil ekperimen seorang ilmuan Norwegia, Dr. Jorgen Asbjornsen (Rolf Lassgard) yang dapat mengecilkan ukuran makhluk hidup, flora dan fauna termasuk manusia. Manusia setinggi 1,8 meter saja bisa dikecilkan hingga seukuran 12,9 cm.
Ekperimen ini menjadi terlihat menakjubkan karena sang penemu mencoba mengangkat isu tentang ledakan penduduk yang mengancam manusia di masa depan. Ia berpikir untuk mengurangi banyaknya penduduk dunia dengan memperkecil ukuran tubuh manusia serta kehidupan didalamnya sehingga ledakan penduduk tidak akan berpengaruh pada kondisi bumi.
Jorgen juga mengangkat isu-isu lingkungan dengan mengatakan bahwa sumber daya alam yang digunakan manusia 'mini' hanya sedikit, ditambah dengan limbah rumah tangga, produk manufaktur, jumlah makanan yang minim dan ini berpengaruh pada dampak pencemaran alam yang bisa diminimalisir sekecil mungkin.
Ketika ekperimen ini mulai di komersialisasikan, ada satu hal yang membuat proyek ini nampak seksi di mata orang-orang kelas menengah. Sebab proyek ini dapat mewujudkan mimpi orang-orang yang ingin memiliki rumah super mewah.Â
Bagaimana tidak, sebuah kota untuk manusia kerdil dibangun bernama Leisureland dan disana siapa saja dapat memiliki rumah-rumah mini yang super mewah dengan biaya pembuatan yang tidak semahal dengan rumah orang-orang normal. Bahkan seseorang yang telah menjadi manusia mini dapat menghemat pengeluaran keuangannya karena konsumsi kebutuhan primernya yang sangat rendah. Dengan begitu semua orang bisa berubah seperti orang kaya tanpa harus bersusah payah.
Kisah tokoh Paul
Salah satu orang yang sangat tertarik dengan untuk mengikuti program pengecilan tubuh ini adalah Paul Safranek yang dulu bermimpi memiliki rumah mewah bersama sang Istri, Audrey Safranek (Kristen Wiig). Namun kondisi keuangannya yang tidak memungkinkan menyebabkan mimpi itu hanya jadi angan-angan saja. Melihat adanya proyek pengecilan tubuh dengan iming-iming rumah mewah akhirnya dia dan sang istri memutuskan untuk menjadi bagian dari proyek manusia kerdil ini.Â
Proses mengecilan tubuh dillakukan oleh sejumlah ahli dengan mengikuti beberapa prosedur. Salah satunya mereka harus memotong semua rambut, baik itu rambut yang ada di kepala, ketiak, halis, kaki atau di tempat kemaluan. Selain itu gigi-gigi mereka juga perlu dicabut. Kemudian seorang perawat akan menyuntikan serum yang dapat mengecilkan tubuh dengan proses pengecilan selama 1-2 jam.
Namun di tengah proses pengecilan, diam-diam istrinya berubah pikiran. Ia tidak terima jika rambut dan halisnya harus dicukur habis. Ia juga merasa sedih jika harus meninggalkan dunia normalnya bersama teman-teman. Akhirnya Paul hanya menikmati kehidupan barunya sebagai manusia kerdil di rumah mewah sendirian.