4. Faktor Fisiologis
a. Kondisi Medis
Kondisi medis seperti sleep apnea, restless leg syndrome, dan penyakit kronis lainnya dapat mempengaruhi kualitas tidur. Sleep apnea menyebabkan gangguan pernapasan yang berulang selama tidur, yang mengganggu tidur dalam dan menyebabkan rasa kantuk di siang hari. Restless leg syndrome menyebabkan sensasi tidak nyaman di kaki yang memicu dorongan untuk bergerak, mengganggu tidur. Pengelolaan kondisi medis ini, melalui pengobatan dan perubahan gaya hidup, sangat penting untuk meningkatkan kualitas tidur.
b. Perubahan Hormonal
Perubahan hormon, seperti yang terjadi selama menstruasi, kehamilan, atau menopause, dapat mengganggu tidur. Hormon estrogen dan progesteron mempengaruhi suhu tubuh dan fungsi neurotransmitter yang mengatur tidur. Selama menstruasi dan menopause, fluktuasi hormon dapat menyebabkan gangguan tidur. Selama kehamilan, perubahan fisik dan hormonal dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang mengganggu tidur. Mengelola gejala dan menjaga rutinitas tidur yang konsisten dapat membantu mengatasi gangguan tidur yang disebabkan oleh perubahan hormonal.
Dampak Kualitas Tidur terhadap Kesehatan
Tidur yang berkualitas baik sangat penting untuk kesehatan fisik. Salah satu dampak utama dari tidur yang baik adalah pada sistem imun tubuh. Selama tidur, tubuh memproduksi sitokin, protein yang membantu melawan infeksi dan peradangan. Tidur yang cukup dan berkualitas baik memperkuat sistem imun, membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit. Sebaliknya, kurang tidur dapat melemahkan respon imun, membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit seperti flu. Kurang tidur juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Selama tidur, tekanan darah secara alami menurun; jika tidur terganggu, tubuh tidak mendapat waktu yang cukup untuk mengatur tekanan darah, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu, tidur yang tidak memadai dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin, meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Kurang tidur juga dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas. Tidur yang tidak cukup mengganggu hormon yang mengatur nafsu makan, seperti leptin dan ghrelin, yang dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan asupan kalori. Tidur yang cukup juga penting untuk perbaikan jaringan dan regenerasi sel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H