Semasa SMA saya menyukai pelajaran sejarah bisa umum atau dunia makanya saya lebih menyukai wisata tentang sejarah, budaya, dan rohani daripada naik gunung juga berjalan-jalan ke pantai, namun destinasi favorit saya adalah Bali dan setelah umroh saya akan berangkat ke Thailand dan Jepang dengan risiko belum mahir bahasanya, setelah lulus SMA saya berniat kuliah di Jogja karena kalau kuliah disana berasa wisata setiap hari namun tuhan memberi kehendak lain, akhirnya saya kuliah di Jakarta.
Bukan berarti saya tidak bisa wisata sejarah, karena di Jakarta banyak sekali lokasi bersejarah dari jaman Batavia, alasan inilah mengapa Jakarta dijadikan ibukota tanah air tercinta ini, namun sayangnya banyak anak muda jaman now justru melupakan budaya dan sejarah kotanya sendiri, karena faktor itulah banyak bangunan tua justru dibongkar untuk pembangunan mal, kantor, sekaligus apartemen sebenarnya hanya sebagai investasi, mubazir juga kalau tidak ditinggali kamarnya.Â
Pembangunan di luar jawa terasa mundur, justru kota Medanlah yang lumayan setara dengan kota-kota besar di Jawa, pembangunan Indonesia terkesan hanya tertuju pada kota besar di Jawa seperti Surabaya dan Jakarta.Â
Justru aku merasa kecewa terhadap anak muda jaman now justru membuat sejarah dan budayan ibukota sendiri tenggelam terhadap masalah sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia saat ini, seperti yang kita ketahui Jakarta adalah sumber masalah Indonesia, tapi untunglah aku ini anak muda yang menyukai hal-hal tentang sejarah, pada kesempatan itulah saya sempat mengunjungi suatu pusat daerah sejarah untuk mengurangi kebosanan saya selama libur kuliah tempat berada di kawasan Menteng saat adanya acara reuni Danone Bloggers Academy 2017.
Perjalanan dimulai dari museum Gedung Joang yang dahulunya pernah menjadi hotel, koleksi museum tersebur terdapat koleksi yang menjadi bukti tentang perjalanan proklamasi Indonesia dari perjanjian dengan hingga kendaraan presiden dan wakil presiden pertama yang sebenarnya curian sekarang terpajang dibelakang museum, terdapat juga bukti yang berupa atribut perang.
Perjalanan berlanjut di jalan seputar Cikini Menteng terdapat optik Indonesia pertama dari kalangan pribumi yaitu A Kasoem yang sebelumnya bekerja di optik milik pengusaha Jerman, kemudian beliau mempelajari ilmu peroptikan dan disanalah A Kasoem berdiri sebagai tonggak sejarah Jakarta.
Tak hanya itu di Jakarta ada roti legendaris salah satunya Tan Ek Tjoan yang biasanya dijual pada pedagang keliling disekitar jalanan Jakarta, namun sayangnya kuliner tersebut kurang diperhatikan salah satunya pabrik sekaligus toko utamanya di Cikini ditutup lalu dipindah ke Ciputat, padahal roti ini punya sejarah tersendiri di Kota Jakarta apalagi roti gambangnya yang dikira roti coklat ternyata menggunakan gula merah dan rasanya seperti kue pisang cocok sekali ditemani secangkir kopi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H