Mohon tunggu...
M Daffa Rafiecena
M Daffa Rafiecena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Memberi inspirasi bukan sensasi

Lahir di Jakarta, traveler, culinary and movies lover, Mahasiswa Hukum, Sedang menata masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menelusuri Tempat Bersejarah di Daerah Cikini

30 September 2018   15:14 Diperbarui: 30 September 2018   15:33 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semasa SMA saya menyukai pelajaran sejarah bisa umum atau dunia makanya saya lebih menyukai wisata tentang sejarah, budaya, dan rohani daripada naik gunung juga berjalan-jalan ke pantai, namun destinasi favorit saya adalah Bali dan setelah umroh saya akan berangkat ke Thailand dan Jepang dengan risiko belum mahir bahasanya, setelah lulus SMA saya berniat kuliah di Jogja karena kalau kuliah disana berasa wisata setiap hari namun tuhan memberi kehendak lain, akhirnya saya kuliah di Jakarta.

Bukan berarti saya tidak bisa wisata sejarah, karena di Jakarta banyak sekali lokasi bersejarah dari jaman Batavia, alasan inilah mengapa Jakarta dijadikan ibukota tanah air tercinta ini, namun sayangnya banyak anak muda jaman now justru melupakan budaya dan sejarah kotanya sendiri, karena faktor itulah banyak bangunan tua justru dibongkar untuk pembangunan mal, kantor, sekaligus apartemen sebenarnya hanya sebagai investasi, mubazir juga kalau tidak ditinggali kamarnya. 

Pembangunan di luar jawa terasa mundur, justru kota Medanlah yang lumayan setara dengan kota-kota besar di Jawa, pembangunan Indonesia terkesan hanya tertuju pada kota besar di Jawa seperti Surabaya dan Jakarta. 

Justru aku merasa kecewa terhadap anak muda jaman now justru membuat sejarah dan budayan ibukota sendiri tenggelam terhadap masalah sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia saat ini, seperti yang kita ketahui Jakarta adalah sumber masalah Indonesia, tapi untunglah aku ini anak muda yang menyukai hal-hal tentang sejarah, pada kesempatan itulah saya sempat mengunjungi suatu pusat daerah sejarah untuk mengurangi kebosanan saya selama libur kuliah tempat berada di kawasan Menteng saat adanya acara reuni Danone Bloggers Academy 2017.

Perjalanan dimulai dari museum Gedung Joang yang dahulunya pernah menjadi hotel, koleksi museum tersebur terdapat koleksi yang menjadi bukti tentang perjalanan proklamasi Indonesia dari perjanjian dengan hingga kendaraan presiden dan wakil presiden pertama yang sebenarnya curian sekarang terpajang dibelakang museum, terdapat juga bukti yang berupa atribut perang.

blj.co.id
blj.co.id
blj.co.id
blj.co.id
Tak hanya gedung joang saja untuk mempelajari, namun kami juga menjelajahi sekitar kota Cikini termasuk kantor pos di Cikini yang berani buka dari pagi sampai malam, saat perusahaan telekomunikasi digital berkembang pesat sehingga komunikasi melalui surat mulai tertinggal karena alasan waktu namun perusahaan pos indonesia tetap bertahan dengan berbagai inovasi seperti jasa kurir, pengiriman uang, dan transaksi pembayaran.

Perjalanan berlanjut di jalan seputar Cikini Menteng terdapat optik Indonesia pertama dari kalangan pribumi yaitu A Kasoem yang sebelumnya bekerja di optik milik pengusaha Jerman, kemudian beliau mempelajari ilmu peroptikan dan disanalah A Kasoem berdiri sebagai tonggak sejarah Jakarta.

Tak hanya itu di Jakarta ada roti legendaris salah satunya Tan Ek Tjoan yang biasanya dijual pada pedagang keliling disekitar jalanan Jakarta, namun sayangnya kuliner tersebut kurang diperhatikan salah satunya pabrik sekaligus toko utamanya di Cikini ditutup lalu dipindah ke Ciputat, padahal roti ini punya sejarah tersendiri di Kota Jakarta apalagi roti gambangnya yang dikira roti coklat ternyata menggunakan gula merah dan rasanya seperti kue pisang cocok sekali ditemani secangkir kopi. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
theindonesiantifa.blogspot.com
theindonesiantifa.blogspot.com
Begitulah beberapa spot sejarah di Cikini yang diharapkan agar generasi muda tidak menghillangkan situs sejarah dikemudian hari karena sebuah sejarah sudah menjadi ciri khas negeri kita sendiri sebagai ujung tombak dan selalulah JAS MERAH (jangan sekali-sekali melupakan sejarah).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun