Mohon tunggu...
Daffa AryaSetiady
Daffa AryaSetiady Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Be kind for everyone

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masa Pandemi Tidak Menjadikan Halangan untuk Bersedekah

27 Januari 2022   06:10 Diperbarui: 27 Januari 2022   06:14 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu permasalahan yang sering dihadapi Negara Indonesia adalah kemiskinan. Pemerintah belum mampu mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut, padahal masalah kemiskinan ini menjadi misi utama setiap pergantian presiden. 

Apalagi di era pandemi ini semua orang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan mereka dan banyak dari mereka yang di PHK dari pekerjaan nya untuk mengurangi penyebaran virus corona.
 
Menurut penjelasan World Bank Group (Bank Dunia), Total utang luar negeri negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tercatat naik, rata-rata 5,3% mencapai US$ 8,7 triliun pada 2020, hampir sama dengan dua tahun sebelumnya atau pra-pandemi.
 
Maka dari itu Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka pada pelajaran "Kemuhammadiyahan" mengirim 3 orang mahasiswa nya untuk mengadakan survey pemberdayaan kaum dhuafa demi mengatasi kemiskinan, yaitu : Alif Nur Rachman (1906015314), Dafa Arya Setiady (2006015192), dan Rifda Kamila (2006015365).
 
Sesungguhnya Allah berfirman : "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna" (Qs Al Maun 1-7)

Kegiatan Kemuhammadiyahan ini selama 2 bulan mulai dari berbagai proses yaitu survey target Kemuhammadiyahan, fundraising dan  yang terakhir penyaluran bantuan. Bantuan pemberdayaan tersebut dilaksanakan di daerah Tebet-Jakarta Selatan tempat kediaman Ibu Lina.
 
Ibu Lina merupakan perawan tua dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Ibu Lina bekerja sebagai pesuruh dengan tariff harga yang sangat murah yaitu Rp.2000- Rp.5000, dan terkadang juga beliau bekerja sebagai pemijat dengan tarif Rp.20.000/orang.
 
Ibu Lina tinggal bersama dengan saudaranya yang memiliki 1 anak dan merupakan seorang pedagang cabai dipasar yang harga perkilo nya Rp.25.000, meskipun begitu Ibu Lina sering diperlakukan tidak adil oleh saudaranya dan sering mendapatkan kekerasan fisik. Tidak hanya itu keadaan Ibu Lina sekarang sedang mengidap penyakit tumor dibagian pinggulnya dan harus segera di operasi.
 
"Alhamdulillah galang dana yang kami lakukan kurang lebih 1 bulan, dana yang terkumpul sebesar Rp 2.560.000. Dana yang terkumpul ini untuk bantu biaya operasi Ibu Lina sebesar 2.000.000, sisanya InsyaAllah cukup memenuhi kebutuhan pangan serta sandang Ibu Lina kedepan nya." Ungkap Alif.
 
Kegiatan ini termasuk kegiatan yang sangat banyak menyita waktu, tenaga dan pikiran. Tetapi rasa itu hilang seketika disaat kita semua melihat Ibu Lina tersenyum. Ternyata rasa bahagia dan tentram itu bisa di dapatkan dengan mudah dengan cara hidup saling membantu serta saling menghargai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun