Mohon tunggu...
Daffa Sidqi Kahfiari
Daffa Sidqi Kahfiari Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer Photography, Videography, Copywriter

Hi there! i'm Daffa Sidqi Kahfiari and I am a freelance photographer, videographer and copywriter. With a passion for creating visual stories, I have experience documenting various events, ranging from festivals to documentary videos about the catapult community. With attention to detail, I have managed photo and video content while maintaining confidentiality when necessary. As a journalist intern, I have written, analyzed, and reported current events to the public through mass media. In my free time, you can catch me capturing candid moments or brainstorming creative concepts.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mall Rongsok, Menyulap Rongsokan Menjadi Cuan

13 Juli 2022   09:02 Diperbarui: 13 Juli 2022   09:08 2026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terlihat beberapa barang rongsok yang di jual kembali

Apa yang terbesit pertama kali dalam pikiran anda semua tentang mall? Pastinya identik dengan tempat nyaman yang menjual barang baru serta kebutuhan yang bagus dan bermerek. 

Lalu apa jadinya jika sebuah mall berlatar bangunan semi-permanen berdiri dari barang bekas serta menjual barang-barang bekas? Seperti yang dilakukan oleh seorang pria bernama Nurcholis Agi, ia merupakan pengusaha barang bekas yang terkenal di wilayah kota Depok.

Pria ini menamai tempat usahanya dengan nama “Mall Rongsok”. Berangkatdarisebuahhobiseorang mantan teknisi pria bernama Nurcholis Agi bermula suka menyukai nongkrong di tempat rongsokan, karena suka ia mulai mencari barang bekas lalu diservis dan dijual kembali, itulah yang menjadi awal mula berdirinya Mall Rongsok di Jalan Bungur Raya, Kecamatan Beji, Kota Depok.

Terlihat Pak Nurcholis sedang menjamu tamu (Dokpri)
Terlihat Pak Nurcholis sedang menjamu tamu (Dokpri)

Kegiatan mengumpulkan barang bekas ini rutin dilakukan oleh Nurcholis Agi hampir setiap hari, barang yang dikumpulkan bertambah banyak, lalu diservis dan dijual belikan. 

Hal tersebut membuat Nurcholis Agi menciptakan suatu ide untuk membuka mall yang menjual khusus barang rongsok. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2006 berdirilah tempat dengan nama Agi Elektronik, tempat ini belum bernama mall rongsok karena Agi masih menganggap bahwa barang yang ia punya belum terlalu banyak dan tempat yang ditempatinya masih relatif kecil, sehingga belum bisa dibilang mall. 

Setelah usahanya kian membaik dan berkembang, barulah pada tahun 2010 ia mendirikan Mall Rongsok, yang awal mula bangunannya hanya seluas 100 m persegi, kini bertambah menjadi 800 m persegi serta berlantai 3.

Setelah berdiri kurangl lebih 12 tahun, kini Mall Rongsok telah memiliki dua cabang di Cinere dan Bogor, namun tempatnya yang terletak di Cinere tutup untuk sementara waktu. Terdapat satu cabang lagi yang tidak jauh dari lokasi pusat, tepatnya berada di samping jalan tol Kukusan, Beji. 

Meskipun usaha Mall Rongsok sudah berkembang dan sukses, Nurcholis tidak ingin berhenti mengembangkan usahanya. Selain Mall Rongsok, saat ini ia juga sedang menjalani usaha lain yaitu Wisata Rongsok dan Rumah Surga.

Terlihat beberapa barang rongsok yang di jual kembali
Terlihat beberapa barang rongsok yang di jual kembali

Konsep “RumahSurga" yang dimaksud adalah wujud kepedulian Nurcholis pada lingkungan sekitar, beliau berkata saat ini masih dirancang konsepnya dan dibisnisnya yang ke-29 ini akan ia bangun memakai konsep semuanya free. Ia akan membangun bisnis ini di atas sungai Ciliwung dengan lima lantai.

Mall Rongsok menyediakan ratusan bahkan ribuan barang rongsok mulai dari perabotan, elektronik, furniture hingga sepeda motor. Barang-barang itu biasa didapatkan dari berbagai macam tempat dan cara, namun Nurcholis paling sering mendapatkan barang rongsok dari mengikuti lelang barang-barang restoran dan perkantoran di Jakarta. 

Ia juga sering mendapatkan barang dari orang-orang yang ingin pindah rumah yang kemudian dijual kepada Nurcholis. Bahkan ketika kunjungan tadi saya menemukan kursi bekas dari gedung MPR.

Kursi yang berasal dari gedung MPR dan DPR (Dokpri)
Kursi yang berasal dari gedung MPR dan DPR (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun