Mohon tunggu...
Ramadhan Daffa Satria
Ramadhan Daffa Satria Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

berfikir kreatif dan terus dinamis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam Meluruskan Kesetaraan, Kritik Feminisme

7 Maret 2023   01:10 Diperbarui: 7 Maret 2023   01:22 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Islam menegaskan sekali lagi hakikat laki-laki dan perempuan adalah sama. Salah satu keagungan yang dimiliki oleh seorang perempuan adlah rahim, kata rahim adalah salah satu "Asma" Nama ilahi yang memiliki arti penyayang. Aspek keindahan "jamaliyah" Ini lebih dominan dalam diri perempuan. Bagaimana seorang ibu hamil selama sembilan bulan mampu menahan derita dengan penuh kasih dan sayang. 

Kasih sayang dari kata "rahim" Biasanya digunakan dalam tradisi umat islam pada kata "silaturahmi" Dengan makna memanjakan kasih sayang Tuhan. Jika disatukam antara anak yang lahir dari rahim ibu dan memperpanjang kasih sayang Tuhan, maka didapat Arti bahwa anak yang lahir dari seorang ibu merupakan bagian dari memanjangkan kasih sayang Tuhan. 

Mari kita baca seksama Firman Allah SWT :
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhamu yang menciptakan mu dari jiwa yang satu" Akar kata nafs "jiwa" Menjadi hakikat inti dari manusia, antara laki-laki dan perempuan merupakan satu dan berasal dari hakikat yang satu "Nafs". Begitupun antara adam dan hawa, mereka diciptakan dari jiwa yang satu. Jika hawa diciptakan dari tulang rusuk adam, itu bukan esensi dari manusia, karena berkaitan dengan tubuh. 

Adam dan hawa diciptakan dari jiwa yang satu, itulah sebabnya pertemuan adam dan hawa adalah pertempuran yang menentramkan hati dan menenangkan jiwa. Inilah mengapa pertemuan keduanya Allah abadikan dengan nama " Mawaddah". Maka seharusnya pertemuan laki-laki dan perempuan itu berdasarkan ketentraman hati dan ketenangan jiwa, bukan hawa nafsu. 

Al-Quran meneguhkan Egalitarian
Sunna, ijma qiyas dan ulama menguatkan
Namun mengapa masih banyak condong kepaham yang salah? 

#Opini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun