Mohon tunggu...
Ramadhan Daffa Satria
Ramadhan Daffa Satria Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

berfikir kreatif dan terus dinamis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berpikir aktif, kritis dan kreatif

3 Oktober 2021   08:31 Diperbarui: 3 Oktober 2021   13:26 1909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

       Fitrah yang dimiliki manusia merupakan sumber kebahagiaan apabila dijalani dan diwujudkan dalam jalur yang sesuai dengan tuntunan. Fitrah berdoa yakni kesadaran untuk meminta dan bergantung pada yang Maha Kuasa akan membuahkan kebahagiaan jika dibarengi dengan ikhtiar namun akan berdampak sebaliknya jika diisi dengan kemalasan. Fitrah waktu dan dan sifat sosial manusia akan membuahkan kebermafaatan jika dijalani dengan hal-hal produktif serta rasa cinta dan saling peduli namun akan berdambak sebaliknya jika diisi dengan rasa keegoisan. Begitupun fitrah akal budi atau berfikir akan membuahkan jalan keluar serta solusi-solusi kemaslahatan jika dijalani dengan kebersihan persepsi dan kebijaksanaan namun akan berdampak sebaliknya jika diisi dengan kepesimisan dan kebencian.

       Manusia dianugrahi oleh Allah yakni memiliki daya untuk berfikir, namun faktanya tidak sedikit manusia menggunakan daya fikirnya untuk hal-hal yang sifatnya merusak. Kemampuan tersebut digunakan untuk menindas dan melaksanakan kepentingan-kepentingan pribadi diatas kepentingan bersama. Contohnya seperti pemasangan baliho-baliho kandidat calon presiden yang dipersepsikan masyarakat sebagai hilangnya rasa empati di tengah pandemi. Jika kita berfikir secara logis, tentu anggaran-anggaran yang digunakan untuk membuat baliho serta penyewaannya akan sangat bisa membantu saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan dan tentunya akan berdampak terhadap tumbuhnya perekonomian.

      Tidak hanya itu, krisis pandemi ini juga dipersepsikan akibat krisis kepercayaan antara masyarakat dan pemerintah. Angka kematian Covid-19 dan kasus positif yang belum turun secara signifikan membuat Indonesia disebut media asing sebagai episentrum baru covid-19 di dunia. Permasalahan dasar yang mengakibatkan krisis pandemi di Indonesia bukan hanya penentuan kebijakan (Decision Making) yang kurang tepat, namun yang paling dasar adalah krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Susahnya penyebaran vaksinasi serta perdebatan yang acap kali muncul mengenai vaksinasi ini pula merupakan buah dari ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah. Bahkan masih memikirkan posisi politik dalam menentukan kebijakan penaggulangan pandemi, berbeda dengan negara lain yang fokus di bidang kesehatan ketika pandemi dan menjalankan kebijakan rasional seperti lockdown.    

      Fenomena-fenomena diatas merupakan hasil dari proses berfikir yang dilakukan oleh manusia. dalam berfikir manusia pasti melibatkan semua proses komunikasi intrapersonal yakni sensasi, persepsi dan memori dalam diri. Setelah memalui ketiga proses tersebut, maka manusia akan berfikir untuk menentukan pilihan, memecahkan persoalan maupun menentukan keputusan. Namun kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa arti berfikir itu sendiri. Berfikir adalah "proses otak mengolah dan menerjemakna informasi (stimulus) yang masuk melalui panca indra ke bagian otak sadar atau bawah sadar yang menghasilkan arti dan sejumlah konsep", Johnson Alvonco.

      Berpikir adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons. Secara garis besar ada dua macam berfikir, autistik dan realistik. Dengan berfikir autistik orang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantasi seperti mengkhayal, wishful thinking dan lainnya. Terbalik dengan berfikir secara realistik yang bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan dunia nyata atau berfikir secara (reasoning). Menurut Floyd I. Ruch menyebutkan ada tiga macam berfikir realistic yakni : deduktif, induktif dan inovatif.

      Berfikir deduktif ialah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan, pernyataan pertama adalah pernyataan umum dalam dunia logika, disebut dengan silogisme, seperti contoh : "semua manusia akan mati", "bayu manusia", "jadi, bayu akan mati". Dalam berfikir deduktif kita mulai dari hal-hal umum hingga hal-hal yang khusus. Berfikir induktif, sebaliknya yakni dimulai dari ha;-hal yang khusus dan kemudian mengambil kesimpulan umum. Adapula berfikir secara evaluatif yakni berfikir secara kritis. Menilai baik buruknya, tepat atau tidak tepatnya suatu gagasan, kita menilainya menurut kriteria tertentu.

      Berfikir mempunyai banyak sekali fungsi, seperti yang disebutkan diatas bahwa salah satu fungsi berfikir adalah untuk menentukan keputusan. Keputusan yang kita ambil juga akan menentukan masa depan kita. Seperti halnya jika kita memutuskan untuk diam ketika ada kedzaliman, maka kita harus siap untuk hidup dalam kedzaliman tersebut. Keputusan yang kita ambil memiliki tanda-tanda umun, yakni keputusan merupakan hasil dari berfikir usaha intelektual, keputusan tidak serta merta muncul tanpa kita mempelajari dulu apa yang sedang kita hadapi dan ingin kita selesaikan. Maka itulah proses intrapersonal dari sensasi yakni menangkap informasi, kemudian menafsirkannya dengan persepsi dan disimpan pada otak kemudian dilakukanya proses perfikir untuk mengambil keputusan.

       Seperti dalam fenomena diatas, baliho-baliho yang terpampang di pinggiran jalan dan dilihat oleh kita merupakan proses sensasi kemudian kita persepsikan sebagai tindakan kurang empati terhadap kondisi krisis yang diakibatkan oleh pandemi lalu direkam oleh otak kemudian terjadilah proses berfikir untuk mengambil keputusan, apakah kita diam saja atau lantang bersuara memprotes keadaan. keputusan selalu melibatkan dua pilihan, seperti diatas kita memilih untuk diam atau bersuara lantang. Keputusan pula selalu melibatkan aksi walau tidak langsung terjadi atau ditangguhkan untuk menunggu momentum yang tepat.

       Allah memuliakan kita dengan segala fasilitas yang membuat kita berharga seperti akal, pancaindera, intuisi, imajinasi yang membuat kita indah. Maka bisa disbeut manusia adalah makhluk yang kreatif. Menurut James C. Coleman dan Counstance L. Hamen berfikir kreatif adalah "Thinking which produces new metodes, new concept, new understandings, new innovations, new inventions, new work of art. Inilah bentuk pemikiran manusia yang terus dinamis. Berfikir kreatif tidak hanya berupa respon atau gagasan yang baru, namun harus dapat memecahkan persoalan secara relistis dan mempertahankan insight awal kemudian mengembangkannya sebaik mungkin.

       Teori Gestalt mendukung dalam pembahasan mengenai tema ini. Teori ini mendekati persoalan berpikir dan pemecahan masalah dari padangan bagaimana individu menentukan dunianya. Berpikir dipandang sebagai pengorganisasian persepsi, yaitu proses ketika seseorag menangkap pola-pola keseluruhan dari stimuli atau makna dari bagian-bagian stimuli ke dalam pola keseluruhan dengan berbagai cara. Keberhasialann mendapatkan insight setelah melalui pengorganisasian persepsi terhadap keseluruhan situasi masalah (pola) yang akan diatasi.   

       Berfikir kreatif berbeda halnya dengan berfikir kristis. Seseorang yang berfikir kritis belum tentu bisa berfikir kreatif. Berfikir kritis hanya menganalisis suatu masalah yang penuh pedalaman hingga menemukan jawaban yang sangat tinggi. Sementara berfikir kreatif itu seseorang bukan hanya berfikir kritis namun juga ia mampu menemukan atau menciptakan ide baru yang penuh imjinasi dalam berbagai hal yang menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun