Mohon tunggu...
Dafa Shobri Widodo
Dafa Shobri Widodo Mohon Tunggu... Mahasiswa - suka nulis

Ilmu Sejarah Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini: Reog Ponorogo (Bertahan di Tengah Rencana Klaim oleh Negara Malaysia)

20 Mei 2022   16:13 Diperbarui: 20 Mei 2022   16:32 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting bagi setiap sendi kehidupan masyarakat di Indonesia, tak ayal dengan adanya kebudayaan tersebut melahirkan banyak kegiata-kegiatan unik yang bermanfaat dan menghibur bagi masyarakat. Salah satu hasil dari kebudayaan tersebut adalah Reog Ponorogo

 Reog Ponorogo merupakan salah satu keunikan dan sumber kekayaan intelektual yang ada di tengah-tengah masyarakat Indonesia, keberadaannya acap kali sangat di nantikan oleh penonton yang notabene mereka sangat mengagumi tentang Reog Ponorogo. 

Atraksi-atraksi yang memukau, tarian yang khas, karakter unik yang banyak dan masih banyak lagi merupakan satu kesatuan unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam satu penampilan, namun keberadaannya sekarang sedang berada di ujung tanjuk, pasalnya Reog Ponorogo notabene merupakan hasil kebudayaan asli Indonesia Kembali akan di klaim oleh negara Malaysia. 

Malaysia secara jelas akan berencana mengajukan kesenian reog sebagai warisan budaya negara ke Unesco, jelas hal ini mengundang amarah dari para seniman dan masyarakat Indonesia.

Dengan hal tersebut saat ini, tinggal bagaimana pemerintahannya saja yang harus memiliki ambisi untuk mempertahankan dan memberikan penjelasan bahwasanya reog ponorogo merupakan kebudayaan asli Indonesia dalam bentuk kesenian. Disisi lain, bisa saja Reog Ponorogo punah karena tidak ada yang tampil di muka umum sebagai pertunjukan tradisional, kesadaran masyarakat terkait dengan warisan budaya ini harus tinggi dan senantiasa ada generasi penerusnya.

Dalam benak pribadi saya, mengapa negara Malaysia sering akan melakukan klaim terhadap kekayaan warisan negara Indonesia? Apakah jawabannya karena kita serumpun?, apakah kita memiliki kebudayaan yang sama?. Pada kenyataannya setiap warisan kebudayaan yang ada di kedua negara jelas-jelas terdapat perbedaan dan hal itu sangat mencolok, sehingga apa yang mendorong Malaysia sangat berambisi untuk mengklaim salah satu kebudayaan Indonesia.

Dalam beberapa dekade ini, Malaysia sudah beberapa kali mencoba untuk mengklaim hasil kebudayaan Indonesia, namun pada pergerakannya tidak dapat berjalan dengan mulus. hal ini ditandai dengan adanya pembelaan dari struktur masyarakat hingga pemerintahan bahwasanya mereka tidak bisa seenaknya saja mengklaim apa yang dimiliki oleh Indonesia. 

Kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia sepenuhnya merupakan kekayaan yang tidak dapat dipindah tangankan dari negara lain dan sejatinya negara lain tidak boleh ikut campur atau bahkan merecoki tentang kekayaan negara yang kita miliki.

Saya pribadi, sebenarnya geram mengenai Tindakan yang dilakukan Malaysia terkait dengan klaim ini, karena seolah-olah mereka melakukan Tindakan ini secara semena-mena tanpa memandang bahwasanya kebudayaan yang mereka klaim merupakan hasil kebudayaan dari negara lain

Kemudian, untuk mencegah klaim dari negeri Malaysia berkaitan dengan Reog Ponorogo apakah sudah dilaksanakan? Dari beberapa sumber yang membahas tentang tersebut, nampaknya sudah ada usaha untuk menyegerakan pengajuaan pemerintah Indonesia kepada Unesco agar tidak keduluan oleh negara Malaysia. 

Usaha tersebut hadir dari para seniman yang melakukan aksi di depan kantor Pemkab Ponorogo yang diterukan dengan penyusunan dokumen-dokumen pendukung seperti bukti sejarah untuk diserahkan ke pemerintah pusat. Maka dari itu, tinggal bagaimana pemerintah pusat mengambil peran tegas agar Reog Ponorogo menjadi milik Indonesia seutuhnya.

Banyak pendapat dan dukungan yang menggebu agar kekayaan asli Ponorogo berupa Reog Ponorogo harus segera masuk ke ICH-UNESCO dengan peran nyata dari pemerintah pusat untuk mengajukannya ke pihak yang bersangkutan, 

dari saya pribadi juga berpendapat bahwasanya semua kekayaan Indonesia baik berupa sumber daya alam maupun manusianya seperti warisan budaya tak benda Reog Ponorogo harus di genggam erat-erat oleh masyarakatnya itu sendiri dan dukungan dari pemerintah Indonesia. 

Saya sangat yakin Reog Ponorogo ini merupakan bagian dari penguatan identitas diri bangsa Indonesia ini, sehingga kita harus menjaga dan melindunginya dengan penuh kesadaran.

Pastinya antara saya, seniman, masyarakat, dan pemerintah Indonesia tidak ingin reog jatuh ke tangan Malaysia. Untuk mencapai itu semua harus dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian agar berkas yang di masukan ke ICH-UNESCO dapat segera diterima dan Indonesia di dapuk secara resmi oleh Unesco sebagai pemilik sah warisan budaya tak benda Reog Ponorogo. 

Jangan sampai hal pahit Kembali terulang karena kita tidak dengan cepat mengurusnya dan kehilangan kebudayaan baik berupa benda maupun tak benda oleh negara lain.

Seharusnya kita patut bersyukur karena negara kita diberkai oleh banyak sekali kekayaan alam di dalamnya, baik berupa sumber alamnya maupun manusianya. Dengan adanya koneksi antar keduanya maka akan tercipta suatu bentuk kebudayaan masyarakatnya yang luas dan salah satunya adalah Reog Ponorogo ini. 

Adanya Reog Ponorogo wajib kita jaga keberadaannya dengan selalu menikmati setiap pertunjukan dan lebih baik kita ikut terjun kedalamnya seperti pembuatan barang-barang reog atau sebagai pemeran dalam setiap pertunjukan.

 Pada kenyataannya Tindakan ini bukan lah suatu Tindakan yang sepele, melainkan merupakan Tindakan yang sangat mulia karena secara tidak langsung kita akan memupuk jiwa nasionalisme yang ada dalam diri kita melalui kesenian Reog Ponorogo.

Besar harapannya, dengan berjalannya waktu masalah ini dapat segera terselesaikan tanpa menimbulkan kegaduhan. Lebih baik untuk kedepannya dari kedua negara ini melakukan kerja sama dalam bentuk pertukaran pengetahuan dan lain sebagainya mengenai kebudayaan masing-masing dan hal ini akan menjadi suatu dasar hubungan bilateral antar negara yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun