Mohon tunggu...
Dafa Shobri Widodo
Dafa Shobri Widodo Mohon Tunggu... Mahasiswa - suka nulis

Ilmu Sejarah Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seputar Revolusi Kemerdekaan Indonesia; Penempatan Dua Karesidenan di Wonosobo

27 November 2021   14:55 Diperbarui: 27 November 2021   14:57 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang sejarah Revolusi Kemerdekaan Indonesia, tidak banyak yang mengetahui bahwasanya daerah-daerah kecil turut andil dalam perlawanan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan salah satunya adalah Wonosobo. Kota Wonosobo memiliki peranan yang cukup signifikan, diantaranya yaitu sebagai tempat pengungsian sementara dua Karesidenan di Jawa Tengah.

Gagalnya Perjanjian Renville

Peristiwa itu diawali pasca gagalnya Perjanjian Renville antara Indonesia dengan Belanda yang dilaksanakan diatas geladak kapal perang Amerika Serikat, USS Renville pada 19 Januari 1948. Salah satu Perjanjian tersebut menyatakan bahwa wilayah Republik Indonesia yang diakui hanyalah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Sumatera. Otomatis dengan perjanjian tersebut banyak pemerintahan menarik diri ke wilayah yang diakui sebagai Republik Indonesia dan diantaranya adalah Karesidenan Banyumas dan Pekalongan, penduduk dan pemerintahannya untuk sementara waktu pindah ke Wonosobo.

Mengutip dari beberapa sumber sejarah, seperti Sejarah Wonosobo, edisi kedua tahun 2008. Menjelaskan suasana yang terjadi di wilayah Wonosobo, jumlah penduduk yang awalnya sedikit, langsung bertambah banyak dan wilayah perkotaan menjadi titik paling penuh. 

Peranan Pemerintah dan Penduduk Wonosobo

Pemerintahan Wonosobo yang peka terhadap keadaan terus mengakomodir tempat-tempat sementara untuk pengungsian sementara ini, tak terkecuali penyediaan tempat untuk berbagai instansi seperti markas komando tentara, rumah sakit, dan lain sebagainya. Gedung-gedung pemerintahan Wonosobo dibagi menjadi beberapa bagian untuk akomodasi pemerintahan luar yang mengungsi di Wonosobo, seperti dari dua Karesidenan (Banyumas dan Pekalongan) dan dari wilayah lainnya. 

kemudian, pemukiman penduduk juga tak luput dari tempat pengungsian sementara, seperti Dukuh Drewel dan Desa Bumireso digunakan sebagai pengungsian Kabupaten Brebes dan Pekalongan, ada pun Dukuh Sirandu sebagai Ibukota Pekalongan, dari penempatan sementara itulah mereka terus berupaya untuk tetap menjalankan pemerintahan. penduduk desa dengan sukarela terus membantu menyiapkan segala kebutuhan untuk pemerintahan sementara tersebut.

Akhir Penyelesaian Penduduk

Walaupun pada awalnya terjafi adaptasi diberbagai sektor, jalannya roda pemerintahan dari Wonosobo, Karesidenan Banyumas, dan Karesidenan Pekalongan terus berjalan dengan lancar. dari kejadian itu pula memupuk semangat juang para penduduk untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan Belanda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun