Guru Matematika harus tahu! Model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi siswa
Menjadi seorang guru memang bukan hal yang mudah. Profesi sering kali dipandang sebelah mata oleh sebagian orang, padahal untuk menjadi seorang guru diperlukan keterampilan dan dedikasi yang tinggi. Seorang guru tidak hanya bertanggung jawab untuk menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga harus mampu menginspirasi, membimbing, dan memotivasi siswa agar mereka dapat mencapai potensi terbaik mereka. Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab yang besar dan penuh tantangan. Terlebih lagi, tantangan ini semakin besar ketika berbicara tentang guru matematika.
Menjadi seorang guru, terutama guru matematika, memang memerlukan keterampilan tersendiri. Apalagi Matematika sering kali dianggap sebagai bidang studi yang sulit dan rumit oleh banyak siswa. Untuk mengatasi persepsi ini, seorang guru matematika harus memiliki kemampuan untuk menyederhanakan konsep-konsep yang kompleks dan membuatnya lebih mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, mereka harus memiliki kesabaran yang luar biasa dan kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai gaya belajar siswa. Hal ini diakrenakan tidak semua siswa belajar dengan cara yang sama, sehingga kemampuan untuk menyesuaikan model pengajaran sangat penting.
Matematika seringkali dipandang sebagai bidang studi yang sulit dan rumit. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk konsep abstrak yang sulit dipahami, kurangnya minat siswa, dan model pengajaran yang kurang efektif. Oleh karena itu, seorang guru matematika harus mampu menghadapi tantangan ini dengan strategi yang tepat. Mereka harus bisa membuat pelajaran matematika menjadi menarik dan relevan bagi siswa. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengaitkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat melihat bagaimana matematika berperan dalam dunia nyata.
Cara agar mengembalikan fokus siswa saat pembelajaran matematika adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang efektif dapat membantu siswa untuk lebih terlibat dalam pelajaran dan memahami konsep-konsep matematika dengan lebih baik. Salah satu model yang bisa digunakan adalah pendekatan pembelajaran berbasis masalah, di mana siswa diberi sebuah masalah dan harus memecahkan masalah tersebut yang melibatkan penerapan konsep-konsep matematika. Model ini tidak hanya membantu siswa untuk memahami konsep dengan lebih baik, tetapi juga meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas mereka.
Menurut (Shadiq et al., n.d.) Beberapa model pembelajaran yang dianjurkan para pakar untuk digunakan selama proses pembelajaran di kelas-kelas di Indonesia di antaranya adalah:
1. Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) atau pendidikan matematika realistik adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang memiliki keunikan dalam menciptakan suasana belajar yang lebih bermakna dan meningkatkan hasil belajar melalui pemahaman konsep secara konkrit selama proses pembelajaran (Amir et al., 2021; Wahyudi, 2016). Keunggulan RME sebagai pendekatan pembelajaran terletak pada penekanan hubungan antara realitas dan matematika dalam aktivitas pemecahan masalah, menjadikannya cara untuk mengajarkan matematika yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini diyakini dapat meningkatkan hasil belajar, baik dalam pemahaman konsep maupun keterampilan berpikir siswa (Febriyanti et al., 2019; Sohilait, 2007) dalam (Safrizal et al., 2022). Misalnya, siswa bisa diajak untuk menghitung luas taman sekolah atau menghitung jarak yang mereka tempuh saat berjalan dari rumah ke sekolah.
2. Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah (Problem-Based Learning)
Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari siswa, memberikan mereka kesempatan penuh untuk terlibat langsung dan menggali pengetahuan sendiri berdasarkan masalah nyata (kontekstual) yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan dapat membantu siswa terbiasa dalam memecahkan dan menganalisis suatu permasalahan, sehingga kemampuan pemecahan masalah mereka akan terbentuk secara optimal  (Safitri & Endarini, 2020).
3. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan yang menekankan kerjasama di antara peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan dari model pembelajaran kooperatif ini adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan pandangannya (Wati & Rivilla, 2017). Misalnya, dalam pelajaran geometri, siswa bisa bekerja sama dalam kelompok untuk membangun model tiga dimensi dari bangunan yang mereka rancang sendiri.
4. Pendekatan Pembelajaran Matematika Kontekstual (Contextual Teaching & Learning)
Model pembelajaran CTL adalah proses pembelajaran yang membantu guru menghubungkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, serta mendorong siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran kontekstual ini menjadi salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa (Shanti, Sholihah, & Abdullah, 2018 dalam (Hidayati & Abdullah, 2021)).
Demikianlah model-model yang bisa digunakan guru matematika untuk meningkatkan motivasi siswa saat pembelajaran. Meningkatkan motivasi siswa merupakan kunci utama dalam membantu mereka mengatasi kesulitan dalam belajar matematika. Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung, di mana siswa merasa nyaman untuk bertanya dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Selain itu, guru juga perlu memberikan umpan balik yang konstruktif dan memotivasi siswa dengan cara memberikan pujian atas usaha dan pencapaian mereka. Hal ini bisa meningkatkan rasa percaya diri siswa dan mendorong mereka untuk terus berusaha.
Secara keseluruhan, menjadi seorang guru matematika adalah tugas yang menantang tetapi juga sangat berharga. Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan strategi yang efektif, seorang guru matematika dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan mereka dan mencapai kesuksesan dalam belajar matematika. Peran guru tidak hanya terbatas pada mengajar, tetapi juga sebagai motivator dan inspirator bagi siswa. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka agar dapat memberikan pendidikan yang terbaik bagi siswa.
REFERENSI
Hidayati, N., & Abdullah, A. A. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbasis Etnomatematika terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 1 Bambanglipuro. Jurnal Tadris Matematika, 4(2), 215--224. https://doi.org/10.21274/jtm.2021.4.2.215-224
Safitri, I., & Endarini, E. (2020). Efektivitas Model Problem Based Learning dan Problem Posing terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(2), 412--418. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i2.366
Safrizal, S., Sastri, W., Anastasha, D. A., & Syarif, M. I. (2022). Realistic Mathematic Education untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3), 4805--4812. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2679
Shadiq, F., Sutanti, T., Hidayah, N., Nasional, D. P., & Kependidikan, T. (n.d.). MODEL-MODEL PEMBELAJARAN.
Wati, F., & Rivilla, S. R. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Mata Pelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum 2013 Di Kelas Vii Smpn 13 Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Matematika, 2(2), 83. https://doi.org/10.18592/jpm.v2i2.1176
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI