Mohon tunggu...
Dafa Ramadhani
Dafa Ramadhani Mohon Tunggu... Lainnya - Content Marketing

Things never change; we change

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Merasa Malas? Ini 3 Dampaknya

10 April 2023   15:22 Diperbarui: 10 April 2023   15:26 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merasa malas

Belakangan ini aku sering dilanda perasaan malas yang dahsyat. Alhasil, aku hanya menghabiskan waktuku bermain di internet dengan mencari hiburan atau tidur.

Hasilnya hanya baterai handphone cepat habis karena sering dipakai dan tak ada pekerjaan yang tersentuh. Parahnya badan jadi mudah pegal.

Mungkin sedikit aneh, malas kok jadi badan mudah pegal ya? Padahal gak melakukan apa-apa saja jadi capek.

Tapi, pernah gak si teman-teman penasaran kenapa kita lebih suka bermalas-malas?

Jawabannya ada pada sebuah temuan menarik dari penelitian University of British Columbia (UBC) di Kanada. Mereka menemukan bahwa otak kita mungkin hanya terhubung untuk lebih menyukai aktivitas berbaring atau rebahan di sofa dan juga otak manusia bekerja lebih keras untuk memilih aktivitas fisik ketimbang relaksasi.

Berarti otak kita memang lebih menyukai hal-hal yang santai. Diibarakan bergerak ini lebih merepotkan daripada rebahan. Jadi, lebih baik rebahan saja.

Ada pula sebuah studi yang menerbitkan, yaitu jurnal Cerebral Cortex pada tahun 2012 yang berpendapat hormon dopamin juga ikut berpengaruh besar. 

Tingkat dopamin akan memberikan dampak yang berbeda di berbagai area otak. Peneliti menemukan bahwa para pekerja keras memiliki dopamin paling banyak di dua area otak yang memainkan peran penting dalam penghargaan dan motivasi; namun memiliki tingkat dopamin yang rendah di insula anterior, wilayah yang terkait dengan penurunan motivasi dan persepsi.

Jika terus-menerus malas tentu banyak sekali dampak negatif yang akan kita dapatkan.

  1. Kebiasaan Menunda

Mencari hiburan diinternet atau rebahan lebih menarik, jadi menunda pekerjaan adalah jalan keluarnya. Padahal kebiasaan ini sangat buruk.

Apalagi jika kondisi fisik memang sangat mendukung untuk menunda. Kita akan selalu menemukan jawaban dari alasan kenapa kita suka menunda.

Mulai karena capek hingga  butuh hiburan itulah alasannya. Apabila terus dilakukan pekerjaan tidak akan terselesaikan. Yang ada nanti tambah masalah

Biasanya kebiasaan menunda karena kurangnya penyusunan dalam melakukannya dan tidak ada target. Jadi aku akan mencari target atau tujuan mengapa aku harus menyelesaikan pekerjaan tersebut dan bagaimana prosesnya. 

  1. Kebiasan Mood

Siapa yang masih sering bergantung pada mood ketika melakukan aktivitas? Kalau tidak mood ya semua akan terbengkalai. Kalau mood semua, bahkan yang bukan pekerjaan kita saja dikerjakan.

Sebenarnya kitalah yang harus menjaga mood kita sendiri. Bukan mood yang mengatur kita sehingga orang lain juga kena dampaknya. Seperti, kalau sedang tidak mood yasudah, bye!

Mungkin bermeditasi dan mencari tahu penyebab kenapa mood bisa menjadi murung bisa menjadi alternatinya. Jika kita tau sumber dari penyebab mood buruk kita jadi bisa meminimalisirnya


  1. Kehilangan Motivasi

Kalau kehilangan motivasi diibaratkan kaya kehilangan semangat hidup. Mengalir seperti air mengalir. Tidak ada yang salah dengan hidup seperti air mengalir. Tapi jika mengalir ke hal yang negatif bagaimana?

Solusinya bisa nih cari yang bisa membangkitkan motivasi kalian itu apa. Kalau merasa kehilangan motvasi bisa dingat-ingat kembali motivasi apa yang membuat kalian memulai kegiatan tersebut.

Itu dampak dan juga cara menghilangkan rasa malas versi aku. Bisa disesuaikan kembali dengan versi kalian. Artikel ini juga aku tulis di blog dan bisa diakses di sini. Mungkin segitu dulu, lain kali kita ketemu lagi ditulisan lainnya, thank you!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun