Mohon tunggu...
Dafa Ramadhani
Dafa Ramadhani Mohon Tunggu... Lainnya - Content Marketing

Things never change; we change

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kakek Pembawa Karung

24 Mei 2022   15:50 Diperbarui: 24 Mei 2022   15:56 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala itu hujan datang tiba-tiba

Rembulan datang mengganti siang

Senja sudah sirna ditelan gelap

Kakek itu masih duduk dengan kebingungan

Menatap jalanan dengan perasaan gelisah

Bersama dengan karung yang digenggam, tangannya bergetar

Bersama hujan yang mereda, air itu bertemu diujung mata

Bersama dengan dinginnya udara, suaranya teredam kendaraan

Bersama-sama dengan malam, dia bersumpah hanya ingin pulang

Bersama dengan doa, dia berharap dengan Tuhan

Malam itu dingin semakin menghujam

Orang-orang semakin enggan meninggal rumah

Hanya ada beberapa saja yang melintas jalan

Ada pula yang masih berlalu lalang

Memasuki toko dan keluar begitu saja

Dan kakek itu masih saja sendirian di tepi jalan

Duduk tanpa beralas

Dengan baju dan karung lusuhnya

Sandal yang hampir menipis 

Setipis harapan untuk hari esok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun