Kala itu hujan datang tiba-tiba
Rembulan datang mengganti siang
Senja sudah sirna ditelan gelap
Kakek itu masih duduk dengan kebingungan
Menatap jalanan dengan perasaan gelisah
Bersama dengan karung yang digenggam, tangannya bergetar
Bersama hujan yang mereda, air itu bertemu diujung mata
Bersama dengan dinginnya udara, suaranya teredam kendaraan
Bersama-sama dengan malam, dia bersumpah hanya ingin pulang
Bersama dengan doa, dia berharap dengan Tuhan
Malam itu dingin semakin menghujam
Orang-orang semakin enggan meninggal rumah
Hanya ada beberapa saja yang melintas jalan
Ada pula yang masih berlalu lalang
Memasuki toko dan keluar begitu saja
Dan kakek itu masih saja sendirian di tepi jalan
Duduk tanpa beralas
Dengan baju dan karung lusuhnya
Sandal yang hampir menipisÂ
Setipis harapan untuk hari esok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H