Mohon tunggu...
Dafa Ramadhani
Dafa Ramadhani Mohon Tunggu... Lainnya - Content Marketing

Things never change; we change

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pohon Nestapa

13 Mei 2022   14:55 Diperbarui: 13 Mei 2022   15:05 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pancaran itu tak lagi menghangatkan

Tak lagi pula membari kenyamanan

Seolah hanya memberatkan

Menjadi sederet yang terlupakan

Tak ada lagi perhatian

Yang tertorehkan

Seberkas cahaya pun terpudarkan

Setitik air yang tak tersisakan

Membuat haluan tak tertentukan

Batin kian teririskan

Menyisakan sebuah isakkan

Tak akan pernah lagi ada kehidupan

Yang berbanding lurus dengan kenyataan

Guguran daun hanya sebatas kenangan

Layunya pun tak pernah terngiangkan

Tumbuhnya pun tak pernah diharapkan

Hidup kini kian menyakitkan

Tak ada guna untuk sekedar bertahan

Meskipun hujan mengguyurkan

Dan tanah semakin menyuburkan

Apa yang harus dipedulikan?

Keringnya daun hanya menjadi keheningan

Dan akan semakin kekeringan

Bahkan kelayuan yang menjadi keabadian

Tak ada yang pernah tersadarkan

Betapa banyak daun yang berguguran

Yang disebabkan oleh keresahan

Kesedihan yang tak pernah terhentikan

Membuat semakin terlupakan

Hingga pada akhirnya

Kematian yang menyenangkannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun