Kemudian dalam masalah kekuatan, tidak diragukan lagi bahwa Xi Jinping telah memperkuat kekuatan militernya yang terutama berfokus pada angkatan udara dan angkatan lautnya. Xi Jinping menyadari bahwa China unggul dengan angkatan daratnya namun tidak dengan angkatan udara dan lautnya. Untuk menjadi negara superpower, Xi Jinping menyadari bahwa China harus menyeimbangi atau bahkan melebihi dari kekuatan saingannya, yakni Amerika Serikat.Â
Saat ini China menjadi salah satu negara yang memiliki kekuatan militer dan persenjataan aktif diatas rata-rata dunia. Hal tersebut membuktikan bahwa Xi Jinping telah melakukan hal yang serupa layaknya deskripsi "The Prince" bahwa jika ingin memiliki keamanan yang stabil, seorang pemimpin haruslah memperkuat pasukannya sendiri.
 Xi Jinping tidak pernah sama sekali mengandalkan kekuatan militer negara lain atau bahkan mempercayakan keamanan China di tangan negara lain. Baginya tidak hanya keamanan yang didapatkan ketika memiliki militer yang kuat, tetapi juga rasa mendominasi dan intimidasi yang dirasakan negara lain menjadi sebuah keuntungan sekaligus menjadi faktor yang memperlancar untuk China maju menjadi negara superpower. Seperti yang Machiavelli jelaskan bahwa rasa ketakutan atau ditakuti merupakan alat pengonrtol massa yang terbaik.
Telah banyak bukti-bukti serupa yang menunjukan bahwa konsep Machiavelli "The Prince" masih bisa diterapkan jika dilihat dari gaya kepemimpinan Xi Jinping yang membawa China ke tingkat global bahkan menjadi pesaing diatas panggung superpower. Menurut penulis, dari berbagai nama pemimpin yang diucap-ucap menjadi sosok "The Prince", karakteristik kepemimpinan Xi Jinping yang paling mendekati pendeskripsian untuk menjadi seorang pemimpin yang ideal.Â
Beliau mampu tampil dengan citra yang baik didepan publik dan juga dapat mengambil hati rakyatnya dengan gerakan "anti-korupsi" nya namun dibalik itu dia juga memiliki sifat kejam dengan menyingkirkan lawan politiknya demi mempertahankan kekuasaannya. Kemudian Xi Jinping juga memiliki kemapuan memanfaatkan keadaan dengan mengubah peraturan melalui resolusi PKC dan memanjangkan masa kekuasaan nya menjadi seumur hidup agar dapat menguasai China sesuai dengan visi ideal nya. Tidak lupa, Xi Jinping juga sangat mengedepankan kekuatan militernya. Dia sadar bahwa rasa intimidasi dan ditakuti oleh negara lain lah yang akan membuat China aman sekaligus mempermudah China untuk menyandang gelar "superpower".
Referensi
Fathurrohman, M. N. (2014, Mei 8). Biografi Niccol Machiavelli - Penulis Buku "Sang Pangeran". Retrieved from https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/: https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2014/05/biografi-niccolo-machiavelli-penulis-Buku-Sang-Pangeran.html
Holmes, J. (2018, Maret 4). Xi Jinping Is Now China's President for Life. What Would Machiavelli Think? Retrieved from https://nationalinterest.org/: https://nationalinterest.org/feature/xi-jinping-now-chinas-president-life-what-would-machiavelli-24742?nopaging=1
Zonneveld, P. H. (2018, Maret 19). Machiavelli: "Xi Jinping is the new world prince". Retrieved from https://medium.com/: https://medium.com/thegreatdeadthinkers/machiavelli-xi-jinping-is-the-new-world-prince-bb90ba4b0ee
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H