Mohon tunggu...
Ahmad Firdaus
Ahmad Firdaus Mohon Tunggu... HRD -

Pengamat Sosial, Pengamat Investasi, Pengamat Politik, Calon Master Psikologi Agama UIN Jakarta, Ketua Bidang Pertahanan & Keamanan HMPI (Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia) Bekerja di Bidang Properti Berprofesi Sebagai Human Development disalah satu Perusahaan Ternama dan No 1 yang mengembangkan Konsep Aparkost yang berpendidikan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Agustus, Momen Indonesia Terus Bergerak

9 Agustus 2017   18:49 Diperbarui: 9 Agustus 2017   19:06 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bulan Agustus, kental sekali dan lekat dipikiran kita semua warga Negara Indonesia. Ada Apa dengan Bulan Agustus ? Tentu saja sontak ingatan kita tertuju adanya tanggal bersejarah dibulan Agustus, yaitu tanggal 17 Agustus. Hari kemerdekaan bangsa Indonesia jatuh tepat ditanggal tersebut di tahun  1945 dan diraih dengan penuh darah dan airmata.

Kali ini kita tidak membahas latar belakang diraihnya kemerdekaan bangsa Indonesia, tetapi lebih pada nilai kesemangatan dan cara mengisi ruang kemerdekaan yang sudah diraih.

Arti merdeka sendiri dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)  adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya) berdiri sendiri,  nah lantas bagaimana kondisi negeri kita saat ini jika menilik dan dikaitkan dengan kata merdeka ?

Isi semua ruang dengan upaya dan daya yang sesuai masing-masing potensi yang ada di diri kita masing-masing. Jangan lupa semangat kita dibalut dengan nilai-nilai kegotong royongan. Bagi yang sudah maju diharapkan bisa menopang saudara-saudaranya yang belum beruntung, yang sudah memiliki ilmu bermanfaat bisa men -- "transfer" pengetahuannya kepada lainnya.

Mari kita simak keberadaan Negara kita dari sisi ekonomi perorangan ditingkat dunia sebagai bagian"positioning"sehingga bisa menjadikan cambuk semangat memajukan bangsa lebih baik lagi kedepan.

Urutan negara terkaya di dunia dan termiskin di dunia ditentukan berdasarkan indikator dan peringkat GDP Percapita atau Pendapatan Nasional Bruto Perkapita yang dihasilkan suatu negara setiap tahunnya.

Secara teori, GDP (Gross Domestic Product) atau pendapatan nasional bruto per capita merupakan sebuah tolak ukur yang bisa digunakan dalam menentukan tingkat pendapatan nasional suatu negara ketika dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan. sehingga bisa dikatakan bahwa dengan menghitung GDP percapita semua negara, maka dapat dibentuk daftar negara terkaya di dunia berdasarkan hasil yang paling tinggi. Berikut Negara terkaya berdasarkan urutan di dunia versi World Bank, kita asumsikan nilai tukar dollar ke rupiah sebesar Rp 14.000.

GDP (Gross Domestic Product) atau pendapatan nasional bruto per capita kita berada di urutan 118 negara terkaya di dunia, bayangkan 100 besar saja kita tidak masuk dan apa yang salah dengan bangsa ini ? masih penuh perjuangan yang perlu ditingkatkan. Adapun Indonesia berada pada urutan ke-118 dengan GDP Perkapita sebesar US$ 3.475 artinya rata-rata penduduk negara kita berpenghasilan sebesar Rp 45.175.000 setiap tahunnya. Maka setiap bulan penghasilan penduduknya rata-rata Rp 3.764.583 atau sekitar 3,7 juta. 

So bagi kalian yang sudah berpenghasilan, apakah penghasilan kalian diatas rata-rata atau malah dibawah rata-rata? Sumber daya manusia yang besar menjadi nilai unggul karena didukung oleh sumber daya alam yang tak semua Negara punya. Lautannya, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah kanada   Panjang Garis Pantai : 54.716 km, Luas Wilayah : 1.904.569 km2, Lokasi : Benua Asia   (Sumber : Data Panjang Garis Pantai dan Luas Wilayah dikutip dari CIA World Factbook)           

Ada pesan semangat dimana kita juga bisa dengan hal yang terkecil dari diri kita dengan memikirkan kemajuan masa depan secara nasional. Kita harus akui kemajuan bangsa tidak lepas dan terkait dengan meningkatnya  semua lini bidang. Pesatnya pembangunan infrastruktur dari tahun ke tahun beriring juga pesatnya kebutuhan masing-masing dari kita semua, kita sebut itu dengan gaya hidup. 

Konsumerisme menjadi keseharian dan akhirnya dirasa lazim. Semua kebutuhan yang ada disekitar kita dan bahkan diluar kita saat ini mudah terjangkau, tentunya menuntut pengeluaran yang lebih. Mari kita dorong Indonesia masuk urutan 100 besar GDP Terkaya di dunia Ayo bangkit Indonesia, maju bersama. Menjadi bagian personal yang produktif sangat dirasa ikut mendongkrak perekonomian Indonesia, tentu saja menghindari sifat konsumtif dan segala hal yang sia-sia dan tidak pada tempatnya. (Isk/MC)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun