Sekira 20 meter dari Tihin terlihat petak-petak yang nampaknya sebagai penanda area rekreasi milik warga setempat. Di dekatnya berdiri warung dan tempat penyewaan sepeda.
Di seberang, terlihat hamparan mangrove yang menghijau, lebat dan berwarna cerah. Sebagian lainnya nampaknya baru saja ditanam.
Tidak jauh dari tempat itu, sekira dua jam sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pusjiastuti baru saja bersitatap dengan warga Pulau Pari (Minggu, 22/7).
Susi memotivasi warga untuk peduli lingkungan, tak mencemari lautan dengan sampah plastik, tak merusak terumbu karang dan menjaga mangrove dari eksploitasi tangan-tangan serakah.
Tak hanya menghimbau, Susi, ditemani Direktur Eksekutif Walhi, Nur Hidayati dan perwakilan masyarakat setempat, Syahrul Hidayat ikut menanam pohon mangrove tidak jauh dari destinasi ketiga pengunjung tadi di sisi utara Pulau Pari.
Pulau seluas tidak kurang 40 hektar menyimpan bara konflik. Rentan karena deru perlawanan warga atas hasrat kuasa beberapa pihak atas lahan pesisir dan laut di pulau yang relatif jauh dari pusat Kota Jakarta ini,
Saat bertemu warga, Menteri Susi menyatakan bahwa Indonesia pulaunya banyak, ada 17504 pulau. Pulau Pari hanyalah salah satu dari tujuh belas ribu lima ratus pulau itu.
"Kita welcome untuk semua yang akan mengelola, tapi kalau negara yang pulaunya tujuh ribu limaratus ini, pulau satu saja diributin, bagaimana?" Â katanya.
"Saya mau tanya, anda mau mengelola pulau dasarnya apa? Kalau sekedar cari uang, ya tidak boleh sama saya, karena pulau itu adalah warisan Tuhan yang diberikan kepada bangsa kita untuk diwariskan. Diturunkan kepada anak cucu kita," sebutnya lagi.
Susi berpesan agar masyarakat yang tinggal di pulau termasuk Pulau Pari harus menjaga kebersihan, menjaga kesehatan laut, agar pulau bisa diwariskan kepada anak cucu.