Susi nampaknya tahu bahwa sebelumnya, kapal pencuri ikan tidak semuanya dilarung ke dasar laut, beberapa di antaranya ada yang dilelang. Namun ketika lelang, kapal tersebut digunakan kembali pelaku illegal fishinguntuk melakukan hal serupa.
"Jadinya rancu kalau dibikin kayak gitu," katanya saat bertemu penulis di Banda Neira di ujung Oktober lalu. Â
Kala itu Susi mencurigai beberapa kapal ikan yang berlabuh di tepian Banda Neira dan menurutnya perlu dicurigai karena lunasnya serupa model kapal asing.
Susi menyebutkan bahwa sudah banyak bukti bahwa modus pencuri ikan asing saat ini adalah mengelabui otoritas pengawas perikanan atau kelautan Indonesia. Menurut Susi, beberapa waktu lalu ada kapal eks Vietnam yang ditangkap dan rupanya anak buah kapalnya menggunakan KTP Batam.
"Mereka mengurus KTP Indonesia, memanipulasi data dan informasi kapal hingga status kepemilikan, Kapal-kapal asing didaftarkan sebagai buatan Indonesia," katanya.
***
Kesungguhan untuk terus menerus menegakkan marwah negara di lautan tetap menjadi prioritas Susi. Pencuri ikan adalah persoalan yang harus dibereskan dan Negara harus tetap kuat di garis depan.
Tentang semangat itu, sebulan lalu, (29/10) penulis seperti membaca perasaan tidak puas di wajah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terkait prosedur penenggelaman kapal maling ikan di Natuna. Dia terlihat geregetan saat melihat kapal yang seperti enggan karam.
Rencana menenggelamkan kapal pencuri ikan di perairan Natuna tak semudah yang dibayangkan. Kapal yang sedianya dibocori lambungnya itu terlihat seperti kerbau yang tak juga jatuh meski tali dan kedua kakinya telah ikat.
"Ini tidak akan bisa tenggelam dalam waktu cepat, di kiri-kanan lambung kapal itu ada gabus," kata salah seorang perwira Angkatan Laut yang ikut mendampingi Menteri Susi.