Coba lihat ulang video yang saya rekam itu. Tak ada tanda-tanda bahwa itu berbau hands ball sebelum wasit asal Iran itu meniup pluit serupa pukulan di tengkuk pemain PSM. Lagi pula si wasit ada di belakang Willjam Pluim.
"Lalu fakta apa yang dijadikan rujukan untuk sempritan banal itu?"
Pluim seperti shock, seluruh pemain PSM tak terima. Meneer Albert protes bukan kepalang.Â
Tapi begitulah, wasit seperti Raja tanpa bantahan. Jika demikian adanya, kita pantas bertanya, sungguhkah wasit yang memimpin pertandingan ini netral dan profesional?
Azhari Sirajuddin, sosok yang saya kenal baik sejak di Tamalanrea (kompleks Kampus Universitas Hasanuddin di Makassar) dan pernah jadi pengurus PSM mengatakan seharusnya PSM menang.
"Ka wasitka belaaa..." katanya saat saya bersalaman di pintu keluar stadion. Maksudnya kekalahan ini karena faktor wasit.
Dia disusul Tibo yang saya sapa dengan pertanyaan, kenapa tak main?
"Karena akumulasi kartu," katanya sambil lalu.
Mereka kecewa, kita semua kecewa. Wasit berlisensi FIFA yang ini sungguh mengecewakan.
PSSI, jika praktik seperti ini terus berlanjut, saya yakin sepakbola nasional akan menuai prahara berkepanjangan.
Hasil akhir yang bikin sesak, Setang!