'Beberapa waktu lalu Selat Lampa ini hanya pantai sepi. Tak ada kegiatan apapun," kata Haidir, warga Ranai yang ikut melihat kedatangan Susi.
"Kami ke sini, butuh air tawar, juga es," kata nakhoda Edi asal Tanjung Balai Karimun yang mengaku melabuhkan kapalnya di Selat Lampu beberapa hari terakhir ini.
Bagi Susi, kunjungan kali ini adalah yang ketiga. Bukti kesungguhannya mengawal dan merealisasikan harapan Presiden Jokowi untuk membangun pulau-pulau kecil terluar Indonesia melalui Sentra Kelautan dan Perikanan terpadu, sebagaimana spirit Nawa Cita yang ingin membangun Indonesia dari Pinggiran.
Investasi maksimum Pemerintah di Natuna terlihat dari serangkaian pembangunan mulai dari jalan raya yang mulus, pelabuhan perikanan, sarana prasarana pengolahan, pabrik es, cold storage, kedai nelayan hingga perkantoran.
Pada kunjungan kerjanya, Susi menyerahkan bantuan kapal dan alat tangkap. Tak hanya itu, asuransi nelayan pun diberikan. Tanggungan asuransi senilai Rp. 160 juta, diberikan kepada almarhum Bujang Hitam melalui Ibu Daminah, dari Bunguran Timur.
Premi asuransi untuk 72 nelayan masing-masing 175ribu/ nilai premi juga diberikan. Demikian pula bantuan kapal ikan 30 GT kepada dua kelompok nelayan masing-masing senilai 2 miliar lebih serta alat tangkap ikan masing-masing senilai Rp. 440.938.248, Rp. 910.695.835 serta sebanyak 21 paket senilai Rp. 620.277.957. Bantuan senilai 7 miliar yang dikelola KKP tersebut merupakan satu bagian dari skema kerjasama program lintas Kementerian/Lembaga demi mendukung Natuna sebagai sentra kelautan dan perikanan.
***
Saat warga antusias, saat nelayan duduk takzim, saat sebagian peserta lainnya berdiri karena kursi telah terisi penuh, Susi memulai dengan pujian.
"Pada saat datang ke sini, saya mau tidur di sini saja, di Selat Lampa. Saya lihat gunung, laut, saya lihat keindahan laut Natuna," katanya. Dia mengaku sejak tiba tanggal 4 Agustus di Natuna, telah berkunjung atau melihat pesisir Pulau Bunga, Senoa, Teluk Buton, bahkan melihat kapal-kapal di lautan melalui heli hingga perkampungan.
"Keindahan Natuna luar biasa, airnya jernih. Tapi karangnya sudah banyak mati, bleaching. Pulau penuh plastik dan sampah. Ini keprihatinan yang luar biasa," katannya.