Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Upaya Dirjen Pengelolaan Ruang Laut untuk Membuat Nelayan Kembali Berjaya

29 September 2016   07:08 Diperbarui: 29 September 2016   16:36 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muh. Abdi, Dirjen dan penulis

Di pikiran Tiyok, apa yang dilakukan selama ini untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan di daerah seperti pulau-pulau kecil terluar relatif berbiaya besar dan rumit prosedurnya. “Ke depan kita perlu cari yang lebih praktis dan murah termasuk kemampuan mendampinginya dengan efektif,” pesannya.

Tantangan Diksi Pemberdayaan Masyarakat
Tentang peningkatan kapasitas masyarakat, yang banyak dikaitkan dengan istilah pemberdayaan, Tiyok mengatakan bahwa sebenarnya pertimbangannya sederhana, kata pemberdayaan menjadi sulit kedengaran karena ada kekhawatiran pada kemampuan kita mengontrol, mengontrol anggaran yang diberikan dan mengurangi potensi penyalahgunaan.

Sembari mengutarakan dimensi pemberdayaan itu, Tiyok menyebutkan dalam kunjungan kerja ke Kota Kupang pada 12 Juni 2016, Ibu Menteri KP Susi Pudjiastuti sempat mendengar kisah nelayan yang didukung proyek pemberdayaan masyarakat pesisir atau biasa disebut CCDP dan disokong lembaga keuangan pembangunan internasional, The International Fund for Agricultural Development (IFAD). Di Indonesia, proyek ini memfasilitasi pemberdayaan masyarakat pesisir di 12 kabupaten/kota atau 180 desa binaan, puluhan ribu penerima manfaat.

Tiyok juga membaca orang-orang di Kota Kupang amat antusias kala mendapat bantuan. Warga atau nelayan penerima bantuan ternyata bisa terlibat dalam upaya memperbaiki kehidupannya. Menurutnya, sebagaimana yang dia baca dari MKP bahwa bagaimanapun penerima bantuan sangat meluap kegembiraannya.

“Saya melihat, how they become overwhelming, semua, lurah, camat semua nampak gembira,” sebut Tiyok. Meski begitu, untuk proyek seperti ini, sebagaimana MKP, Tiyok menegaskan perlunya kehati-hatian, perlu dipikirkan jaminan keberlanjutannya (sustainability) dan bagaimana warga mempunyai rasa memiliki (ownership). Jangan sampai habis proyek, habis pula partisipasinya. Kembali ke situasi tak berdaya, itu tantangannya,” pungkasnya.

***

Satu jam yang inspiratif. Pukul 14.10 WIB kami pamit, beberapa tamu lainnya telah menunggu, dari pihak perbankan plat merah, mitra yang mungkin saja akan diboyongnya untuk semakin jauh ke relung kehidupan di pesisir dan pulau-pulau Indonesia. Setelah pihak perbankan, pertemuan selanjutnya dengan pihak Pelni.

---

Tebet-Jakarta, 28/09/2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun