“Dulu nggak ada usaha masyarakat di sini. Nggak ada yang mau ke sini. Hanya semak belukar, tahun 2014, kita mulai fasilitasi jalan. Kepala Desa Lembar ini punya visi yang bagus,” kata Ihwan Jaelani, tenaga pendamping CCDP tentang inisiatif dari Lembar Selatan yang dibenarkan oleh Muslim, PNS di Dinas Kelautan dan Perikanan Nusatenggara Barat yang giat membangun komunikasi intens dengan sang Kades.
Mengenakan kopiah hitam dan berbaju safari lengan panjang, Salikin terlihat berwibawa saat menyambut Dr. Sapta Putra Ginting dari Kantor Pengelola Proyek (PMO) Kementerian Kelautan dan Perikanan beserta tetamu lainnya. Sang Kades itu pulalah yang menemani Graeme Mc Fadyen dari kantor International Fund for Agricultural Development (IFAD) untuk bersama memantau geliat eko-wisata berbasis warga ini.
Salikin mengatakan bahwa bantuan CCDP untuk desanya diberikan sebanyak dua kali. “Bantuan pertama adalah untuk pembangunan jembatan atau dermaga wisata sepanjang 94 meter. Dibangun dua tahun lalu,” katanya sembari menunjukkan ujung jembatan yang pertama.
“Tahun ini kita baru saja kelarkan hingga 159 meter,” tambahnya. Dia menunjukkan jembatan yang membelah ruas sungai hingga ke ekosistem mangrove di seberang.
“Impresif! Akan sangat bagus juga jika ada gazebo,” decak Graeme. Graeme datang bersama perwakilan Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Yes, kelompok sedang mempersiapkan gazebo. Bukan hanya itu, kami juga siapkan pengorganisasian melalui Bumdes yang dikombinasikan dengan Kelompok PSDA,” jawab Salikin. Bumdes yang dimaksudkan sang Kepala Desa adala Badan Usaha Milik Desa yang merupakan perangkat organisasi yang dianjurkan Pemerintah Pusat sejak berlakunya UU Desa No.6/2014. Sedangkan PSDA adalah Kelompok Pengelola Sumber Daya yang difasilitasi oleh tim kerja Unit Kerja Proyek CCDP Lombok Barat bersama tenaga pendamping desa setempat.
Dari Salikin diperoleh informasi bahwa hadirnya rumah apung, perahu, tempat sampah hingga jembatan wisata adalah buah dari penggabungan aset bantuan CCDP dan anggaran desa Lembar Selatan.
“Tambahan perahu wisata telah kita dukung dengan alokasi dana desa,” kata sang Kades mantap. Menurut Salikin, pembuatan tambatan perahu, perahu wisata direncanakan dan dialokasikan melalui dana desa serta telah terealisasi. Di sekitar lokasi terlihat pula asesoris tambahan seperti tempat sampah berlogo Semen Bosowa.
“Kita gunakan ADD sekitar 100 juta, ada pula dukungan lapak usaha bagi warga sekitar. Tambatan perahu dan beruga/rumah apung oleh perusahaan melalui skema CSR PT Pelindo,” ungkap Salikin, pria berbadan gempal yang mengaku dulunya sebagai pemandu wisata di Pelabuhan Lembar. Dia telah menjabat sebagai Kades sejak empat tahun lalu. Dari tangan dan pikiran mantan pemandu wisata itu, diretas destinasi wisata eko-wisata yang melibatkan banyak pihak. Juga dana.
“Selain menyiapkan kelompok pengelola sumber daya alam, akan kita bentuk kelompok sadar wisata atau Pokdarwis serta kelompok tangguh bencana. Kita sudah bangun komunikasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah,” jelas Salikin.