Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kian Berdaya di Pesisir Lombar

2 September 2016   18:01 Diperbarui: 3 September 2016   03:42 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pemaparan Kadis DKP Lombar, Ir. H. Subandi (foto: Kamaruddin Azis)

“Terima kasih kepada CCDP-IFAD Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah membantu masyarakat pesisir Lombok Barat. Hingga kini ada 2.455 kepala keluarga yang telah memperoleh manfaat. Kelompok ini meliputi pengelola sumberdaya alam pesisir, budidaya, pengolah hasil perikanan dan usaha pemasaran. Semoga kegiatan ini dapat dilanjutkan. ” Demikian sambutan Bupati Kabupaten Lombok Barat, H. Fauzan Khalid, S.Ag, M.Si saat bertemu tim Joint Support Mission CCDP-IFAD di Lombok Barat, (30/09).

***

Setelah diterima dan mendapat apresiasi dari Bupati Lombok Barat pada 30 Agustus malam, keesokan harinya, tim asistensi lembaga International Fund for Agricultural Development (IFAD) bertemu dengan Kadis Kelautan dan Perikanan Lombak Barat, Ir. H Subandi. Dari pertemuan ini diperoleh informasi yang mengesankan tentang kian berdayanya masyarakat pesisir terutama di lokasi proyek pemberdayaan masyarakat pesisir atau CCDP di Lombok Barat setelah berlangsung 4 tahun.

CCDP adalah skema program pemberdayaan masyarakat yang dihelat sejak 2013 yang didukung oleh lembaga pembiayaan pembangunan internasional, IFAD. Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga dapat memperbaiki kualitas hidupnya berdasarkan potensi sumber daya pesisir dan laut yang ada. Lombar adalah satu dari 12 kabupaten/kota penerima bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2013 ini.

Dr. Sapta Putra Ginting, sekretaris eksekutif kantor pengelola proyek dari Kementerian Kelautan dan Perikanan mengatakan bahwa kunjungan ini disebut joint support mission, bertujuan memantau pencapaian CCDP di Lombar, memeriksa efektivitas proyek serta memberikan input atau rekomendasi untuk pembenahan kinerja proyek sebelum berakhir di tahun 2017.

Mewakili IFAD adalah Graeme Mc Fadyen, Virginia Cameron dari kantor IFAD Roma dan Sumaryo dari IFAD Jakarta. Dari Pemerintah Indonesia, selain tim PMO, hadir Ade Kuswoyo dari unit kerjasama luar negeri Bappenas, Imam Rusdiantoro dari Kementerian Keuangan, Desriyanti dari Biro Kerjasama dan Humas serta Isaac N. Tarigan dari Biro Perencanaan KKP.

 “Kita masih ada kesempatan untuk mendiskusikan tantangan pelaksanaan program, mendiskusikan isu dan peluang keberlanjutan program serta bagaimana dinas (Pemda) melaksanakan kegiatan serupa di lokasi lain,” kata Graeme yang mengaku pernah ke Lombok Barat di tahun 2014.

Dr. Sapta P. Ginting dan Ir. H. Subandi (foto: Kamaruddin Azis)
Dr. Sapta P. Ginting dan Ir. H. Subandi (foto: Kamaruddin Azis)
Ade Kuswoyo dari Bappenas mengatakan bahwa CCDP adalah salah satu proyek yang performace-nya sangat baik dan diapresiasi di KKP karena kontribusi dari lapangan. “Kami sangat ingin belajarabagaiamana melestarikan hasil-hasil tersebut. Kita ingin setelah proyek selesai upaya-upaya sistematis harus terus dilaksanakan,” kata Ade.

“Kinerja CCDP bagus. Kementerian Keuangan memberikan apresiasi khususnya kepada executing agency, pujian juga dari Bappenas dan tentunya dari IFAD. Oleh karena itu kami berharap dapat berkesinambungan. Kalau bisa direplikasi dan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya,” tambah Imam dari Kementerian Keuangan.

Sementara itu, Desriyanti dari KKP menambahkan bahwa selama ini IFAD adalah salah satu proyek yang ditangani bersama FAO atau UNDP. “Ini merupakan kesempatan untuk ikut dan bisa mengevaluasi kegiatan-kegiatan lainnya seperti dengan IFAD ini,” ujarnya.

Mewakili Pemda Lombar, Kadis H. Subandi memaparkan kemajuan proyek .  “Insiatif masyarakat dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan laut telah muncul. Setelah pelaksanaan CCDP ini telah ada manfaat nyata bagi warga pesisir. Beberapa desa yang akan kita kunjungi adalah Lembar Selatan, Buwun Mas, Kebon Ayu, Kuranji Dalang hingga Senteluk. Beberapa lokasi lainnya juga menunjukkan perkembangan positif,” katanya terkait misi JSM ini.

Suasana pemaparan Kadis DKP Lombar, Ir. H. Subandi (foto: Kamaruddin Azis)
Suasana pemaparan Kadis DKP Lombar, Ir. H. Subandi (foto: Kamaruddin Azis)
Capaian pemberdayaan

Sebagai pengantar sekaligus informasi awal bagi tim Joint Support Mission (JSM) IFAD atas CCDP, Kadis memaparkan latar belakang dan capaian proyek sejak tahun 2013.

“Kegiatan CCDP tak lepas dari adanya sebaran potensi sumberdaya di Lombar seperti, perikanan air tawar, payau sampai air laut. Ini juga sesuai Perda Tataruang no. 11/2011. Lombar ada 10 kecamatan dimana ada 5 di pesisir dan 5 non-pesisir,” katanya. “Di tahun pertama, ada desa Sekotong Barat, Candimanik, Buwun Mas, Taman Ayu dan Lembar Selatan. Di tahun 2013 ada 9 desa. Kita akan mengunjungi beberapa desa tersebut yang telah berhasil dikembangkan,” katanya antusias.

“Buwun Mas merupakan salah satu lokasi andalan buddidaya rumput laut, sejalan dengan kebijakan nasional bahwa Lombar merupakan salah satu andalan budidaya nasional. Aktivitas budidaya terus berjalan dan telah meningkatan pendapatan warga. Kenapa Lembar Selatan yang didukung CCDP sebab desa ini mempunyai kawasan mangrove yang bisa jadi destinasi wisata,” paparnya. Menurut Subandi, selain CCDP, di lokasi ini ada pula dukungan Kedutaan Besar Amerikan dan China.

“Adanya penambahan dan tracking dan rumah apung adalah bagian dari mutliplier effect kegiatan CCDP,” katanya. Subandi menambahkan, khusus untuk pendampingan CCDP di Desa Lembar Selatan, pembangunan kawasan pesisir sebagai destinasi wisata telah menarik minat ekonomi dengana adanya ibu-ibu yang berjual-jualan, ada lahan parkir, ada pula sampan yang bisa disewa bagi yang mau berwisata mangrove.

“Di Desa Taman Ayu, ada kolaborasi CCDP dan progam APBD. Dari APBD kita integrasikan wisata kuliner, rumah pertemuan, lokasi pemancingan. Ini akan menjadi lokasi ekonomi baru. CCDP menyiapkan tidak kurang 20 juta sementara APBD 30 juta. Pokoknya, usaha pemancingan menggelliat dan pendapatan warga perlahan bertambah,” katanya.

Tim JSM bersama Bupati Lombar (foto: Kamaruddin Azis)
Tim JSM bersama Bupati Lombar (foto: Kamaruddin Azis)
Masih menurut Subandi, desa lainnya yang juga berbenah adalah Desa Kuranji Dalam. “Di desa ini ada penangkaran penyu dan bisa menjadi destinasi wisata,” katanya. Desa Kuranji adalah desa pantai yang telah dibanguni gazebo wisata sebanyak 8 unit dari Dinas Pariwisata dan tidak jauh dari tempat ini ada lokasi penetesan telur punyu yang dikelola oleh warga desa dan bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumberdaya Alam Lombar.

“Di Desa Senteluk ada UKM Sasak Maiq, yang sekarang hasil produksinya sudah dijual keluar negeri. Di Senteluk, produk-produk olahan kelompok dampingan CCDP telah dipasarkan pula di sini. CCDP menyiapkan kendaraan roda 3 untuk kemudahan distribusi. Di desa ini, komitmen Pemerintah desa juga sangat tinggi dengan membangun pondok informasi sebagai wahana organisasi setempat membahas dan mengembangkan potensinya,” imbuhnya.

“Hingga kini jumlah kelompok yang telah terbentuk sejak 2013 adalah 32 kelompok, di tahun 2014 sebanyak 69, dan sebanyak 42 di tahun 2015 dan ada 75 di 2016. Kelompok-kelompok ini meliputi kelompok pengelola sumberdaya alam, budidaya, pengolah dan usaha peasamaran,” tambahnya. Subandi menyebutkan bahwa partisipasi perempuan juga relatif tinggi yaitu 21%. “Angka ini relatif tinggi mengingat karakter pesisir kita yang masih didominasi oleh kaum pria,” katanya.

“Bantuan CCDP ini telah dinikmati oleh 2.455 KK. Inilah penerima manfaat kita,” ucapnya. Menurut Subandi, kegiatan yang dilaksanakan tersebar dari bantuan infrastruktur, pembangunan pondok informasi, rabat jalan, petaludan, jalan nelayan, paving block, pondok nelayan, dermaga, pos pantau di pesisir, tambat labuh, sarana air bersih hingga septic tank. Di pertambakan kita dukung budidaya udang dan kita dukung fasilitanya,” paparnya. Di paparan ini terungkap pula insiatif tabungan dari kelompok penerima bantuan.

“Salah satu indikator keberhasilan CCDP adalah tabungan. Untuk tabungan ada tabungan tidak hidup dan tabungan hidup. Tabungan paling tinggi di Buwun Mas karena ada budidaya rumput laut. Di Lembar Selatan sudah ada tabungan hingga 28 juta. Di Batu Putih sekitar 500ribu, lokasi desanya jauh dari pusat kota namun mereka tetap menabung. Jika mereka tak menabung, mereka menabungnya dalam bentuk tabungan hidup, melalui ternak sapi dan kambing. Demikian pula untuk nelayan, dari punya 5 pis jaring menjadi 10 pis kemudian,” pungkasnya.

***

Paparan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan ini menjadi informasi awal bagi tim CCDP-IFAD KKP, Bappenas, Kementerian Keuangan dan kantor pengelola proyek (PMO) untuk dikunjungi dan mendengarkan cerita langsung dari pengelola kegiatan pada rentang tanggal 31 Agustus hingga 2 September 2016.

Karena sifat kunjungan sebagai support mission, maka tim akan memberikan dukungan strategik bagi para pihak yang selama ini mengelola dan melaksanakan CCDP di Lombok Barat, unit pelaksana kegiatan, tenaga pendamping lapangan hingga masyarakat penerima bantuan. Sebuah upaya untuk memaksimalkan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat pesisir Lombok Barat agar dapat berdampak luas dan keberlanjutan.

Mari tunggu kabar rinci dari desa-desa tersebut!

Praya, 02/09/2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun