Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ekowisata Pesisir Berkelanjutan a la Kota Kupang

18 Juni 2016   09:46 Diperbarui: 18 Juni 2016   10:40 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di Nunhila (foto: Kamaruddin Azis)

Deris di lokasi ekowisata mangrove Oesapa Barat (foto: Kamaruddin Azis)
Deris di lokasi ekowisata mangrove Oesapa Barat (foto: Kamaruddin Azis)
Fasilitas dan pesona Batu Kapala

Tentang Nunhila, siang tanggal 13 Juni 2016, ditemani oleh Welma Pesulima, konsultan CCDP Kota Kupang saya menyambanginya persis kala sang surya persis tegak di atas kepala. Suasana pesisir Kupang yang panas teras adem saat memandangi pantai dan laut yang memberi harmoni keindahan.

Siang itu, sepasang kanak-kanak tak menyadari kalau saya sedang memotret dari belakangnya. Yang lelaki sekira usia 8 tahun dan seorang perempuan kanak usia sekitar 7 tahun sedang duduk memandangi pantai pasir putih, riak gelombang dan barisan perahu di pantai Batu Kapala. Kelurahan Nunhila, Kecamatan Batu Kapala, Kota Kupang. Yang laki-laki duduk di belakang si perempuan sembari mengepang rambut si perempuan. Mata mereka menyapu kanak-kanak lainnya yang sedang bermain di perahu-perahu sebangsa sampan atau kano.

Hingga tahun 2016, Nunhila adalah salah satu barisan kelurahan penerima bantuan CCDP-IFAD bersama delapan kelurahan lainnya yaitu Lasiana, Oesapa, Oesapa Barat, Oeba, Fatubesi, Nun Baun Sabu, Nun Baun Delha, dan Kelurahan Namosain. Welma Pesulima, perempuan berdarah Ambon lulusan Jurusan Perikanan, Universitas Pattimura mengatakan bahwa latar alasan di balik bantuan ini adalah prospek ekonomi dan konservasi lingkungan di sekitar pantai Batu Kapala.

View dari Batu Kapala (foto: Kamaruddin Azis)
View dari Batu Kapala (foto: Kamaruddin Azis)
“Dulunya hanya lokasi biasa, batu-batu dan tak dikelola dengan baik, sekarang sudah dibenahi atas dukungan kelompok yang mendapat bantuan CCDP,” ungkapnya sembari menunjukkan fasilitas yang ada. Dari informasi Welma dan fakta di lapangan terlihat lampu penerangan, jembatan batu yang dirapikan, wahana bersantai yang dibangunkan ruang berteduh, ruang parkir dan berkumpul persis di pantai yang bisa dijadikan lapangan volley.

Menurut Welma, obyek wisata Nunhila ini melengkapi pilihan wisata di Kota Kupang selain ekowisata track mangrove di Oesapa Barat yang diceritakan sebelumnya. Welma bertanggung jawab untuk aspek persiapan dan koordinasi pengelolaan sumberdaya pesisir antara kelompok masyarakat dan Pemerintah Kota Kupang.

“Ini namanya lopo, ada pula lampu solar sel, shelter perahu, kalau ada gelombang. Semua ini dibantu CCDP. Termasuk lapangan itu, kelompok pindahkan seperti ini,” kata Welma sembari menunjukkan shelter perahu nelayan di tepi bukit batu.

“Jalan ini baru dibikin. Diputuskan dibantu setelah dilihat-lihat ini punya peluang. Ada kelompok PSDA dan infrastruktur, mereka ada sekitar 50 orang yang ikut membangun lokasi ini,” terang Welma bersemangat. Pandangannya dilepas ke garis pantai di kiri Batu Kapala.

Sekitar 20 meter dari tempat saya dan Welma berdiri, tiga orang perempuan sedang duduk di bawah pohon besar. Seorang bernama Yoce sedang menjagai jualannya, rokok, minuman, kue atau snack, permen dan beberapa penganan. Dia mengaku kalau belakangan ini jumlah pengunjung semakin bertambah setiap hari. “Kalau mau lihat ramai Sabtu Minggu,” ujar Yoce. Dia ditemani bercengkerama oleh ibu  Carli dan ibu Neni, keduanya asli Nunhila.

“Kalau ditanya manfaat ada banyak tamu, semakin banyak, hampir tiap hari,” kata mereka saat ditanyakan apa manfaat pembangunan lokasi wisata Batu Kapala ini. Ketiga perempuan tersebut adalah ibu rumah tangga dan sedang menunggui suaminya pulang mengojek.

Pesona Nunhila dilihat dari lopo Batu Kapala (foto: Kamaruddin Azis)
Pesona Nunhila dilihat dari lopo Batu Kapala (foto: Kamaruddin Azis)
Karena kolaborasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun