Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dilema Kelompok Nelayan di Kodingareng

18 Mei 2016   16:45 Diperbarui: 19 Mei 2016   16:59 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pulau Kodingareng Lompo (foto: Kamaruddin Azis)

Kekhawatiran Gaffar dan Kahar tersebut bermula ketika ada warga Kodingareng Lompo yang ditangkap Polair Polres Pelabuhan Makassar, dalam bulan Februari 2016 di barat pulau tepatnya di sekitar Pulau Langkai, masih dalam wilayah administrasi Kota Makassar. 

Menurut AKP Surono dari Polair, ditemukan beberapa barang bukti enam botol plastik besar berisi amonium nitrat, dua botol plastik kecil isi amonium nitrat, satu jerigen amonium nitrat yang diperikirakan 15 kilo serta 10 buah detonator, sumbu api, satu pembakar sumbu, satu unit kompressor, satu set alat selam dan satu unit perahu jolloro bermesin ganda. 

Sebelumnya, ditangkap pula beberapa nelayan dari Pulau Bonetambung, Kodingareng, Barrang caddi di peraitan Pangkep yang dipimpin oleh Kapolres Pangkep, AKBP Moh Hidayat.

Praktik pengeboman ikan yang melibatkan warga Kodingareng Lompo pernah marak. Namun tidak semua nelayan melakukan hal itu. Karena keahlian mereka yang juga beragam sebagian lainnya tetap setia menjadi nelayan pancing atau pemasang pukat.

“Pulau ini memang sejak dulu terkenal sebagai asal pengebom ikan di sekitar perairan Makassar, Selayar, Madura hingga Kalimantan,” kata Irman Idrus, peneliti destructive fishing dari DFW Indonesia, sebuah LSM berbasis di Jakarta yang banyak mempromosikan penangkapan ikan ramah lingkungan.  Menurut Irman, kegiatan ilegal ini tidak serta merta memberikan dampak ekonomi jangka panjang karena penuh risiko dan merusak daya dukung ekosistem.

Oleh sebab itu, oleh Pemerintah Kota Makassar, pulau yang berpenduduk 4170 jiwa ini menjadi salah satu lokasi program sejak tahun 2014. Tujuannya demi memperbaiki kualitas hidup masyarakat setempat serta mengelola ekosistem laut dan mengembangkan praktik usaha perikanan yang bertanggung jawab dan ekonomi dan berkelanjutan.

Sebanyak 147 nelayan atau warga di Kodingareng Lompok telah memperoleh manfaat bantuan KKP melalui CCDP ini. Mereka bernaung di bawah kelompok nelayan tangkap, budidaya dan infrastruktur. Ada pula yang memilih sebagai penghasil abon dan kerupuk ikan.

“Ada sekitar 500an nelayan tangkap dan ada seratusan lebih yang telah dibantu,” imbuh Kahar, pria kelahiran Batu-Batu 44 tahun silam, di Kabupaten Takalar. Menurut Kahar, bantuan tersebut meliputi pembelian alat tangkap seperti pancing dasar, rawai dan mesin katinting. 

Ikan-ikan tangkapan adalah ikan dasar seperti kakap dan kerapu. Kahar lalu menunjukkan daftar nama-nama kelompok berikut jumlah dan nama anggotanya. Semua orang bisa mengetahui siapa yang pernah menerima dana dan bentuk kegiatan yang digelutinya.

Di pondok kerja bantuan CCDP-IFAD yang dilengkapi dengan ruang dapur, kamar mandi, tempat tidur juga terdapat sound system dan kipas angin. Di sinilah nelayan-nelayan Kodingareng Lompo menyampaikan keluh kesahnya, termasuk tentang isu bom dan bius ikan. Bukan hanya, itu mereka juga melaporkan kian maraknya armada jaring trawl yang dioperasikan oleh nelayan dari Takalar dan Barombong.

Kahar yang tinggal dekat lokasi pondok informasi secara sukarela membersihkan dan merawat bangunan ini. Bangunan yang menurutnya telah menjadi perekat kedekatan nelayan-nelayan pemancing di Kodingareng Lompo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun