Mohon tunggu...
nazir amin
nazir amin Mohon Tunggu... -

Suami dan ayah yang selalu betah di rumah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Anak Mama

3 April 2015   17:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:35 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dengan gaya jenaka sang ustaz, cenderung menyalahkan si ibu. Kekhawatiran berlebih kerap membuat ortu salah mengambil putusan. Solusi yang ditempuh si ibu keliru.

Karena, si ibu, seperti kebanyakan ortu, masih menganggap anak remajanya seperti balita, yang untuk makan saja masih harus disuapi. Padahal, si anak sudah beranjak remaja, bahkan telah dewasa. Dia bukan lagi anak mama. Si anak, tidak saja secara fisik bertambah besar, juga tingkat intelektualitasnya terus berkembang, malah terkadang melampaui orang tuanya.

Ada yang kerap tak kita sadari sebagai ortu, dalam menghadapi anak-anak kita yang terus tumbuh beranjak remaja dan dewasa. Kekhawatiran dan ketakutan berlebihan terkadang membuat orang tua menjadi posesif pada anak. Di titik ini konflik ortu-anak kerap pecah.

Ortu masih tidak menyadari kesalahannya. Orang tua belum bisa memahami perubahan anak-anaknya. Ortu tak bisa memposisikan dirinya sebagai anak yang membutuhkan privasi dan kebebasan menuju kemandiriannya sebagai individu. Anak kita kini sudah tumbuh sebagai pribadi mandiri, dengan prinsifnya yang kuat.

Yang elok, seperti kata para ahli, juga sang penceramah, berilah kepercayaan pada anak-anak kita. Tentu setelah memberikan pemahaman dan membekalinya dengan berbagai pesan moral dan agama, sejak dini.

Setelah itu, berusahalah menjadi teman dan sahabat, tempat anak-anak kita curhat, tentang apa saja.

Yang tak kalah pentingnya, jangan putus-putusnya berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan mereka. Dengan begitu, kita, sebagai orang tua, bisa ikhlas melepas mereka. Insya Allah ada Yang Maha Kuasa yang menjaganya.

Upsss... maaf, permisi, saya akan berdoa lagi untuk si bungsu dan kakaknya, anak-anak kami tersayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun