dengan sistem pendidikan yang hanya bersandarkan untuk mencari keuntungan saja, maka wajar saja jikalau kampus tersebut tidak maju-maju. sistem pendidikan kita yang dilaksanakan dengan mengacu pada UU Perguruan Tinggi, menjelaskan tentang bagaimana upaya Negara untuk melepaskan campur tangannya kepada Pendidikan yang notabene adalah Tanggung jawabnya. Negara secara lugas mempersilahkan pihak pengelola Perguruan Tinggi untuk mencari donatur-donatur dalam membiayai kampus ( salah satunya mahasiswa dijadikan sumber dana ), maka tidak mengherankan jika nanti akan ada sistem jual-beli saham kampus. jika sudah demikian, maka Ki Hajar Dewantara akan malu jika disebut sebagai Bapak Pendidikan.
dan sedikit berpesan kepada pembaca, seumpama sepak bola italia, Kampus Unmul sekarang terdegradasi ke Serie B, dan jika kita hanya menyumpah, atau menghindar maka jangan mimpi Unmul bisa naik kembali ke Serie A. dan apabila kita semua berjuang bersama, jangankan naik ke serie A, Juara Liga Italia pun bisa kita lakukan. begitupula dengan sistem pendidikan kita, jika sekedar prihatin yaa akan begitu-begitu saja, tetapi jika keprihatinan anda dinyatakan lewat tindakan perlawanan terhadap sistem pendidikan tersebut maka sistem pendidikan kita akan mampu dirubah.
" Pendidikan yang hanya mendidik akal, bukanlah Pendidikan. Mendidik Akal dan Hati, itulah Pendidikan yang Sesungguhnya " kata Aristoteles. dan " Sistem Pendidikan di Indonesia sekarang terlalu sibuk mendidik manusia-manusia cerdas, hingga lupa mendidik manusia-manusia waras " itu kata saya :).
Salam Indonesia Waras !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H